Dosen IPB Gagas Pengkayaan Stock Cumi-cumi dan Konservasi Bawah Air di Tanjung Luar
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Tim dosen pulang kampung IPB University yang terdiri dari Dr. Mustaruddin, Prof. Mulyono, dan Dr. Didik Santoso mengagas pengembangan teknologi atraktor secara tepat guna untuk pengkayaan stock sumberdaya cumi-cumi di Tanjung Luar, Lombok Timur, NTB.
Kegiatan ini juga melibatkan mitra dari Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Mataram (Unram) yang diwakili oleh Dr. Karnan yang juga alumni IPB University, serta dua mahasiswa sarjana tingkat akhir.
Kegiatan ini terbagi dalam empat aktivitas utama, yaitu : (a) sosialisasi dan pelatihan terkait atraktor, sumberdaya cumi-cumi dan potensi bisnisnya, dan konservasi lingkungan perairan, (b) bimbingan/praktek pembuatan atraktor cumi-cumi, (c) uji coba pemasangan atraktor cumi-cumi di perairan, serta (d) pemantauan hasil uji coba.
Terapan teknologi atraktor membantu memecahkan masalah degradasi habitat cumi-cumi akibat berkembangnya wisata pantai dan aktivitas pembangunan di pesisir Tanjung Luar. “Jika nantinya dikuasai, nelayan punya kemandirian dalam restocking cumi-cumi, sehingga menjamin keberlanjutan penghasilan mereka dalam menangkap cumi-cumi,” cetus Dr. Mus yang aktif mengajar di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, IPB University.
Dalam sosialisasi dan pelatihan (24/7/2022), Prof. Mulyono yang merupakan pakar atraktor cumi-cumi dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, IPB University memaparkan bahwa atraktor dikembangkan dengan memanfaatkan tingkah laku dari cumi-cumi, dimana dalam memijah menempelkan telurnya pada substrat/benda-benda yang menggantung dengan lingkungan yang remang-remang. Nelayan dapat mengembangkan ini secara tepat guna dengan memanfaatkan drum bekas, bambu, kawat, ban bekas, dan pipa paralon bekas. “Tinggal desain dan pemasangan tali temali diperhatikan,” ujar prof Mul.
Kelompok nelayan, pengolah dan pengusaha cumi, dan pengelola PPI Tanjung Luar menyambut hangat penerapan teknologi tepat guna ini. “Gagasan ini bagus, karena ban dan drum bekas yang tadinya biasa dibuang termanfaatkan sebagai atraktor, sehingga mendorong peningkatan produksi yang turun dalam beberapa tahun terakhir ini,” ujar Ir. Hanan yang lama menangani PPI Tanjung Luar.
Praktek pembuatan atraktor cumi-cumi (25/7/2022), dilakukan dengan memanfaatkan drum bekas yang banyak tersedia di Tanjung Luar, Lombok Timur, sedangkan tali temalinya terbuat dari bambu. “Bambu juga banyak di sini, hampir semua kebun punya bambu,” ujar Dr. Didik yang alumni IPB dan saat ini berprofesi sebagi dosen Unram. Nelayan dan masyarakat perikanan Tanjung Luar sangat senang atas sosialisasi dan praktek pembuatan atraktor yang dilakukan. “Kami bersyukur pak karena sudah tahu cara memperbanyak kembali cumi-cumi perairan kami,” ujar Pak Abbas selaku Pembina Kelompok Nelayan dan Pedagang Cumi Desa Tanjung Luar kepada tim dosen pulang kampung.
Selanjutnya pemasangan atraktor cumi-cumi di perairan dilakukan oleh tim dosen pulang kampung IPB University dengan melibatkan Ketua Kelompok Nelayan Pesisir Bangsal (Pak Supriadi), Pembina Kelompok Nelayan dan Pedagang Cumi (Pak Abbas Hasan), Perwakilan Pelabuhan Perikanan Tanjung Luar, Tim Media dari Unram (Bapak Agus Satriawan), dan tiga nelayan yang bertanggung jawab dalam pemantauan dan pengelolaan atraktor cumi-cumi ke depan.
Atraktor cumi-cumi akan berfungsi sebagai tempat cumi-cumi melepaskan telurnya (habitat buatan untuk merangsang cumi-cumi bertelur), lalu telur-telur tersebut menempel pada tali rumbai sampai pada akhirnya menetas dan menambah populasi cumi-cumi baru di perairan. Atraktor tersebut dipasang pada kedalaman 4-6 meter di perairan pantai dengan jarak 5-8 meter antar drum. Lokasi pemasangan berada pada koordinat 8o51’14” S dan 116o34’13’ E. Lokasi tersebut merupakan wilayah perairan yang sebelumnya menjadi daerah penangkapan cumi nelayan Tanjung Luar.
Setelah 2 minggu pemasangan (9/8/2022), tali rumbai atraktor terpantau sudah mulai ditempeli oleh telur cumi-cumi. Jika ini berlanjut, maka dapat mempercepat pemulihan stock dengan merangsang pemunculan cumi-cumi baru, sehingga mengembalikan kondisi produksi cumi-cumi yang sebelumnya menurun di perairan Tanjung Luar, Lombok Timur, NTB. Pada saat bersamaan, perairan tersebut juga memiliki keunikan pemandangan bawah air dengan hamparan telur cumi-cuminya, sehingga menambah daya tarik wisata pantai. Pada posisi ini, terjadi sinergitas perikanan cumi dengan kegiatan pariwisata yang sebelumnya cenderung berseberangan,” cetus Dr. Mus. []