Guru Besar IPB Tegaskan Peran Strategis Sustainable AI dalam Ketahanan Pangan dan Transformasi Digital Agro-Maritim
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Guru Besar Kecerdasan Buatan dari Sekolah Sains Data, Matematika dan Informatika IPB University, Prof. Dr. Yeni Herdiyeni menegaskan pentingnya penerapan Sustainable Artificial Intelligence (Sustainable AI) sebagai solusi strategis dalam menjawab tantangan ketahanan pangan, perubahan iklim, dan transformasi digital sektor agro-maritim di Indonesia.
Prof. Yeni menjelaskan bahwa konsep Sustainable AI terdiri dari dua dimensi utama. Pertama, AI for Sustainability, yaitu penggunaan kecerdasan buatan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat, keadilan kebijakan, serta kelestarian lingkungan.
“Kedua, Sustainability of AI, yakni pengembangan teknologi AI yang etis, hemat sumber daya, dan tidak merusak tatanan sosial maupun ekosistem,” ujar Prof Yeni dalam konferensi pers pra orasi ilmiah pada Kamis (26/6/2025).
Melalui riset kolaboratif bersama mahasiswa, mitra nasional dan internasional, Prof. Yeni dan timnya telah melahirkan berbagai inovasi teknologi berbasis AI yang aplikatif dan mendukung keberlanjutan sektor agro-maritim.
Beberapa teknologi unggulan yang dipaparkan antara lain deteksi Penyakit Tanaman dan Identifikasi Begomovirus Berbasis AI, menggunakan computer vision untuk mengenali gejala penyakit melalui kamera sederhana.
“Aplikasi ini dapat digunakan di ponsel pintar, dirancang ramah bagi petani kecil dan mendukung pengurangan penggunaan pestisida,” katanya.
Monitoring Penyakit Perkebunan Karet Berbasis Drone dan Satelit, dengan pemanfaatan citra udara dan algoritma deep learning untuk mendeteksi penyakit Pestalotiopsis secara akurat.
“Sistem ini meningkatkan efisiensi manajemen kebun dan keberlanjutan industri karet,” ungkapnya.
Sementara, Prediksi dan Pemetaan Upwelling Laut, memanfaatkan data time series dan deep learning untuk mendeteksi peristiwa naiknya massa air laut kaya nutrisi.
“Teknologi ini mendukung praktik perikanan ramah lingkungan dan menjaga ekosistem laut,” ucapnya.
Kemudian, Model Asesmen Transformasi Digital UMKM, yang digunakan untuk mengukur kesiapan digitalisasi pelaku usaha agar pengembangan kebijakan lebih tepat sasaran dan berbasis data.
“Konsep Desa Cerdas (Smart Village), yang menggabungkan citizen science, ekonomi berbasis data, dan literasi digital komunitas, guna membangun kapasitas lokal secara inklusif dan memperluas akses digital di pedesaan,” paparnya.
Namun, Prof. Yeni juga menyoroti sejumlah tantangan besar yang masih dihadapi dalam pengembangan AI di sektor agro-maritim, seperti keterbatasan infrastruktur digital, rendahnya literasi teknologi di tingkat akar rumput, belum terintegrasinya data antar sektor, serta belum adanya regulasi khusus untuk AI di bidang ini.
Sebagai kontribusi terhadap visi Indonesia Emas 2045, Prof. Yeni mengusulkan strategi nasional pengembangan Sustainable AI, meliputi pembangunan ekosistem data yang inklusif dan terpercaya, pemerataan akses teknologi dan literasi AI, penguatan riset dan inovasi untuk keberlanjutan, tata kelola AI yang etis, transparan, dan adaptif, dan pemanfaatan AI untuk memperkuat ketahanan pangan, ekonomi lokal, dan ketahanan terhadap krisis lingkungan.
“Teknologi kecerdasan buatan bukan sekadar alat untuk kemajuan, tetapi juga instrumen keberlanjutan. Sustainable AI adalah strategi jangka panjang untuk membangun masa depan Indonesia yang tangguh, adil, dan berkelanjutan,” tegasnya. [] Ricky