Kota Bogor

Perumda Tirta Pakuan tak Alami Kerugian sejak 1977

BOGOR-KITA.com, BOGOR – PDAM yang kini sudah berubah menjadi Perumda, diawali dengan tata kelola yang baik, sehingga sejak 1977, PDAM tidak pernah mengalami kerugian. Kemajuan saat ini dikarenakan sudah banyaknya Instalasi Pengolahan Air (IPA), seperti pengolahan air di Dekeng yang menghasilkan 1.750 liter per detik dan meng-cover mayoritas pelanggan yang ada di Kota Bogor.

Hal itu dikemukakan oleh Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, Deni Surya Senjaya di sela kegiatan open day bersama media dalam rangkaian HUT Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor ke 43 di IPA Dekeng, Selasa (10/3/2020).

“Jadi PDAM ini milik semuanya, seluruh komponen masyarakat. Eksistensi PDAM kedepan harus lebih baik dengan suporting media,” ungkap Deni.

Baca juga  Temukan Jentik DBD, Bima Minta Tim Gertak Lebih Teliti Melakukan Pengecekan

Deni menjelaskan, mengelola air bersih harus berada dalam tata kelola lingkungan yang bersih juga. Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor saat ini berada pada posisi ketiga di nasional sebagai PDAM terbaik. Tentunya prestasi itu harus terus dipertahankan dan ditingkatkan agar kedepan bisa menjadi lebih baik lagi, misalkan ke dua atau kesatu terbaik.

“Kami meminta dukungan masyarakat dan media di momentum HUT Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor ke 43 ini. Kami terus memberikan pelayanan terbaik, walaupun cakupan di 2020 ini sudah mencapai 92 persen, tetapi target kedepan bukan saja memenuhi cakupan 100 persen, tetapi bagaimana seluruh masyarakat mendapatkan suplay air dan tidak adanya kendala kendala penyaluran. Itu menjadi prioritas kami,” jelasnya.

Baca juga  PDAM Tirta Pakuan Sambut Baik Usulan Raperda Dari PD ke Perumda

Sementara, Direktur Teknik, Syaban Maulana menuturkan, berdasarkan data eksisting cakupan layanan di 2020 ini sudah 92,58 persen, dengan jumlah pelanggan 162.985 pelanggan. Jumlah karyawan 439 orang, konsumsi air domestik dan non domestik sebesar 20,81 M3/sl/bulan, dan NRW 31,66 persen.

Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor memiliki program pembangunan prioritas lima tahunan, yakni dari 2018 hingga 2023. Total kebutuhan anggaran selama 5 tahun itu Rp837,278 Miliar.

“Untuk kebutuhan anggaran hingga 2023, yang sudah terserap sekitar di angka Rp200 Miliar. Memang kendala yang dihadapi, ada sejumlah proyek proyek yang tidak terserap karena gagal lelang, sehingga mempengaruhi kebutuhan untuk anggaran lima tahun. Tetapi untuk 3 tahun kedepan, kita juga telah menyiapkan berbagai kegiatan pembangunan,” jelasnya.

Baca juga  Tirta Pakuan Masuk Kategori BUMD Air Minum Sehat

Sedangkan, lanjut Syaban untuk program prioritas di tahun 2020, diantaranya, pembangunan Reservoar Jabaru 2X 1.500 M3, mata air kabandungan dan districk metering area. Untuk Reservoar Jabaru 2X sudah dibebaskan lahannya dan untuk pembangunanya akan mengandalkan PMP dari Pemkot Bogor. Terkait mata air Kabandungan, saat ini tinggal menunggu tim apraisal, karena waktu apraisal pertama telah keluar angka pembebasan lahan sekitar Rp10 Miliar, tetapi penjual tanah meminta angka melebihi hasil appraisal.

“Solusinya, akan dilakukan appraisal kembali karena hasil apraisal sebelumnya sudah tidak berlaku. Total luas lahan sekitar 1 hektare. Semoga di tahun ini untuk air mata kabandungan bisa terealisasi, termasuk untuk reservoar Jabaru,” pungkasnya. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top