Kab. Bogor

Departemen Arsitektur Lanskap IPB University Bahas SDGs Desa

Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB University

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Desa sebagai wilayah khas dengan kearifan lokal dan keasrian alamnya membutuhkan perhatian, terutama dalam perwujudan pembangunan sektor pertanian. Hal ini mendorong Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB University menyelenggarakan Studium Generale secara daring dengan tema ” Strategi Pembangunan Desa Berbasis Pertanian Menuju Pencapaian SDGs Desa,” Jumat (11/6/2021).

SDGs Desa adalah target pembangunan desa dengan seluruh aspek pembangunan yang harus dirasakan manfaatnya oleh desa tanpa ada yang terlewat atau dapat disebut “No One  Left Behind.”

Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Kepala Pusat Data Informasi (Kapusdatin) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), SDGs Desa berkontribusi sebesar 74 persen terhadap pencapaian 18 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dengan harapan generasi mendatang tetap menjadi bagian dari pelaksanaan dan pemanfaatan pembangunan.

Baca juga  Berdiri di Atas Lahan RTH, Puluhan Bangunan di Komplek Ruko Syakib Cisarua Akan Dibongkar

“SDGs Desa pada tahun 2030 harus tercapai setelah kita meratifikasinya pada tahun 2017, sehingga harapan kita pada studium generale ini kita bisa mendapat insight dan wawasan tentang SDGs Desa,” ujar Prof Hadi Susilo Arifin, dosen IPB University dari Departemen Arsitektur Lanskap.

Lebih lanjut, pakar ekologi lanskap dari IPB University itu menjelaskan, desa ini bisa membranding pertanian untuk mencegah masyarakat desa bermigrasi. Pasalnya, lanjut dosen IPB University itu, semua fasilitas ada mulai dari untuk kebutuhan produksi, infrastruktur, sehingga membeli barang-barang branded tidak harus ke kota karena ada mall.

Sementara, Dr Ivannovich Agusta, Kepala Pusat Data dan Informasi Kemendes PDTT memaparkan hasil pendataan SDGs Desa per 9 Juni 2021. Pendataan tersebut dilakukan oleh anggota Pokja Relawan Pendataan Desa 1.074.668 warga. Data yang diupload ke Sistem Informasi Desa antara lain data desa sebanyak 34.047 desa (52 persen) dengan total warga 76.479.939 orang (65 persen). Secara kalkulasi, Capaian SDGs Indonesia berdasarkan hasil, data cenderung meningkat, namun relatif lambat.

Baca juga  Bandul Polemik Wakil Bupati Bogor Mulai Mengarah ke Nurhayanti

“SDGs Desa itu adalah hak asasi manusia, yaitu hak untuk lepas dari kemiskinan kelaparan, sampai hak asasi untuk hidup dalam budaya sendiri. SDGs Desa itu memastikan SDGs itu terlaksana di desa,” kata Ivannovich.

Lebih lanjut ia menerangkan, nilai SDGs Indonesia di level global, nilainya naik tetapi rangkingnya itu tidak pernah naik, bahkan turun terus dari 2016. Menurutnya, hal ini disebabkan tidak ada data pendukung yang memadai dan implementasi yang masih kurang.

Adapun Dr Kaswanto, dosen IPB University dari Departemen Arsitektur Lanskap dalam pembahasanya menyampaikan, “Perlu menjadi perhatian kita adalah pada akurasi data dan pemutakhiran data untuk mengetahui berapa besar nilai eror dari data yang dihasilkan.”

Baca juga  Ade Yasin Lantik Bambang Setiawan sebagai Kadisdukcapil, Instruksikan Kerja Cepat dan Tepat

Pakar Ekologi Lanskap dari IPB University itu menjelaskan, desa tidak semata-mata penjaga lingkungan melainkan juga sebagai aset desa yang dapat dijadikan komoditas. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top