BOGOR-KITA.com – Walikota Bogor Bima Arya memastikan pengelolaan aset Plaza Kapten Muslihat atau yang dikenal dengan Taman Topi akan berakhir pada Desember 2018. Bima menyatakan tidak memperpanjang lagi pengelolaannya pada perusahaan pengelola, yakni PT Exotica. Ke depan, Pemkot akan menyulap Taman Topi sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang terintegrasi dengan area Stasiun Bogor, Masjid Agung.
Hal tersebut dikemukakan Bima Arya saat meninjau Taman Topi di Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Selasa (21/8/2018). Bima ditemani Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Bogor Boris Derarusman dan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Heri Karnadi.
Dalam peninjauan itu, Bima Arya mengelilingi setiap sudut Taman Topi. Sesekali ia berbincang dengan pemilik tenant yang berharap bisa diperpanjang kontraknya. Bima juga diajak pengelola Taman Topi untuk melihat ke dalam wahana permainan. Bahkan, Bima bersama kepala dinas sempat mencicipi wahana bombom car untuk sekedar bernostalgia.
Menurut Bima, Taman Topi yang memiliki luas 2,3 hektar ini akan diubah menjadi ruang terbuka hijau. Tidak berdiri sendiri, melainkan terintegrasi dengan Masjid Agung Bogor. Nantinya, Taman Topi akan memiliki lorong bawah tanah menuju Stasiun Bogor. Lorong tersebut akan ditempati pula oleh para UMKM dan PKL yang selama ini berdagang di kawasan tersebut.
“Habis pada Desember 2018 ini. Rencana jangka panjang ini menjadi bagian yang terintegrasi dengan Stasiun dan Masjid Agung. Jadi ini akan menjadi Taman Raya Bogor. Ini semua harus terintegrasi, tidak boleh masing-masing, tidak boleh jalan sendiri sendiri dengan desain berbeda-beda. Nanti ini akan menjadi kawasan publik yang nyaman,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, sembari mematangkan konsep dan menunggu Detail Engineering Design (DED), Pemkot Bogor akan langsung mengambil alih pengelolaan pada Desember 2018 nanti untuk kemudian diisi produk UMKM.
“Jadi nanti kita ambil alih dulu, kemudian kita lihat mana tenant yang bisa lanjut, mana yang tidak. Karena kemungkinan kita akan menempatkan UMKM di sini. Dekranasda kita akan fasilitasi di sini. Akan ada pertemuan lagi dengan pengelola, apa saja yang bisa kita koordinasikan di masa transisi nanti,” terang Bima.
Dalam masa transisi itu, kata Bima, akan banyak membahas terkait tenant yang bisa berlanjut dan tidak, pengelolaan wahana hingga nasib karyawan Taman Topi yang berjumlah 37 orang.
“Nanti akan kita lihat semuanya. Saya dapat informasi bahwa setiap akhir pekan pengunjungnya Taman Topi bisa mencapai 2.000 orang. Tetapi hanya 30 persen pengunjung yang warga Bogor, sisanya dari luar Bogor. Inikan potensi PAD,” jelasnya.
“Semoga bisa lebih maksimal kalau kita kelola ke depannya. Mungkin taman bermainnya kita pertahankan dulu, tapi yang lain di bagian topi-topi itu kita bisa fasilitasi untuk UMKM sambil menunggu pembangunan yang permanen menjadi ruang terbuka hijau,” tambahnya.
Mengenai pendanaan, Bima mengatakan bahwa segala bentuk pendanaan bisa dari APBD Kota Bogor, bantuan provinsi hingga bantuan pemerintah pusat.
“Segala bentuk pendanaan masih memungkinkan. Ada alokasi bantuan juga dari Pemprov, dari Kang Emil (Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat Terpilih) tapi jumlahnya belum memadai untuk semuanya. Mungkin nanti dikombinasikan juga ada dari APBD Kota, mungkin juga ada bantuan pusat,” tandasnya.
Sementara itu, Humas Plaza Kapten Muslihat (PT Exotica) Basiran mengatakan, informasi pengambilalihan aset milik Pemkot yang habis masa kerjasamanya ini sudah dikomunikasikan sejak jauh-jauh hari. Namun, banyak tenant yang menginginkan diperpanjang kontraknya.
“Sudah kami komunikasikan dengan tenant. Tapi hampir semua mengatakan kalau bisa dilanjut. Kami mengusahakan untuk bisa dilanjut tapi itu tergantung Pemerintah Kota Bogor,” katanya.
Alasan tenant meminta untuk diperpanjang karena mereka mengaku sudah berjualan sejak 15-20 tahun lalu. “Jadi pelanggan sudah menetap ya. Pelanggan hafal, kalau beli ini ke sini. Tapi kami kembalikan lagi kepada kebijakan Pemkot,” katanya. [] Admin