FGD “Gerakan Selamatkan Pangan” Bahas Upaya Cegah Food Waste di Kota Bogor
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menyoroti permasalahan food waste atau sisa pangan yang semakin serius.
Dalam upaya mencari solusi, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Gerakan Selamatkan Pangan untuk Cegah Food Waste di Auditorium Bogor Creative Center pada Kamis (13/2/2025).
Direktur Kewaspadaan Pangan, Badan Pangan Nasional, Nita Yulianis, mengungkapkan bahwa di Indonesia, jumlah makanan yang terbuang setiap tahunnya mencapai 24–48 juta ton. Hal ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi lebih dari Rp200 triliun atau setara dengan 4–5% Produk Domestik Bruto (PDB).
“Setiap hari, satu orang Indonesia menyisakan sekitar 500 gram makanan. Jika dikalkulasi, jumlah makanan yang terbuang bisa mencapai 24–48 juta ton per tahun. Ini berdampak besar terhadap ekonomi dan lingkungan,” ujar Nita.
Menurutnya, penanganan food waste harus menjadi tanggung jawab bersama, melibatkan akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan masyarakat luas.
Plh. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Bogor, Rahmat Hidayat, menegaskan pentingnya aksi nyata dalam penyelamatan pangan. Ia mendorong agar regulasi terkait tidak hanya berbentuk surat edaran, tetapi ditingkatkan menjadi peraturan daerah (Perda) atau peraturan wali kota.
“Gerakan selamatkan pangan harus segera dilakukan untuk mengurangi volume sampah di Kota Bogor. Jika memungkinkan, aturan ini bisa diperkuat dalam bentuk Perda atau Perwali agar lebih efektif,” kata Rahmat.
Plt. Kepala Dinas Sosial Kota Tasikmalaya, Eli Suminar, membagikan pengalaman kotanya dalam mengatasi food waste dengan melibatkan hotel dan pihak swasta untuk mendistribusikan sisa pangan kepada masyarakat kurang mampu.
“Kota Tasikmalaya menggandeng hotel dan pihak swasta lain untuk mendistribusikan sisa pangan kepada masyarakat kurang mampu,” kata Eli.
Sementara itu, Said Abdullah, Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, menyoroti dampak food waste terhadap perubahan iklim dan sektor pertanian.
“Sisa pangan menyumbang emisi yang memperbesar risiko perubahan iklim dan berdampak pada petani sebagai produsen pangan. Pemerintah Kota Bogor bisa memperkuat kebijakan penanganan food waste melalui kolaborasi multipihak,” tegas Said.
FGD ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Bogor, akademisi, komunitas, perusahaan swasta, dan organisasi masyarakat sipil yang berkomitmen dalam mendukung upaya penyelamatan pangan di Kota Bogor. [] Ricky