Kota Bogor

Ujicoba PTM di Kota Bogor Dimulai 31 Mei 2021

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Pendidikan mengundur ujicoba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) hingga 31 Mei 2021.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Hanafi mengatakan ujicoba PTM tersebut akan dilakukan di 37 sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terdiri dari 20 SMP Negeri dan 17 SMP Swasta.

Kemudian, untuk Sekolah Dasar (SD) pihaknya akan melakukan ujicoba di enam sekolah di setiap kecamatan. Meski demikian, baru satu sekolah selesai diverifikasi di satu kecamatan, karena tenaga dari Dinas Kesehatan Kota Bogor tidak mencukupi.

“Ujicoba ini akan dilaksanakan 31 Mei. Saya sudah lapor ke Pak Wali Kota, beliau minta untuk diundur dan mematangkan kembali persiapan PTM tersebut,” ucap Hanafi di Balai Kota Bogor, Senin (24/5/2021).

Baca juga  Achmad Ru’yat: PTM Harus Sesuai Standar Satgas Covid-19

Menurut Hanafi, waktu belajara pada ujicoba nanti pun akan silih berganti. Untuk SMP hanya kelas 7 dan 8 dan SD hanya kelas 4 dan 5. Sedangkan untuk Kelas 1 sampai 3 belum ada rekomendasi. Untuk PAUD dibatasi hanya 5 orang saja.

“Belajar pun durasinya hanya 3 jam, jadi bergantian supaya tidak terjadi penumpukan dan materi yang diberikan materi yang esensi,” katanya.

Sebelum melakukan ujicoba PTM, lanjut Hanafi, pihaknya bakal melakukan verifikasi bersama Dinkes, untuk melihat protokol kesehatan (prokes) di sekolah. Kemudian melakukan skenario pelaksanaan PTM.

“Menjelang bulan Juli kita melakukan persiapan PTM ini, bahkan dari bulan Januari semua sekolah sudah mempersiapkan prokesnya seperti cuci tangan, handsanitizer dan lain lainnya,” ujar Hanafi.

Baca juga  Bima Punya Diskresi Melibatkan Pihak Ketiga dalam Pansel PD PPJ

Ia menerangkan, kegiatan PTM ini atas seizin orang tua dan komite serta melampirkan surat pernyataan tertulis bermaterai. Kalau orang tua tidak setuju tidak apa-apa. Pihaknya juga tidak menganjurkan kepada orang tua untuk memaksakan anaknya sekolah. Selain itu, di SKB 4 menteri, kegiatan PTM kapasitasnya 50 persen.

“Ujicoba ini harus kita pahami, psikologis anak sudah kangen masuk sekolah, malah kondisi mereka sudah merasa kebebasan karena di rumah jaga jarak tidak dibatasi. Ketika mereka masuk sekolah mereka berfikir sekolah seperti kondisi normal padahal kan harus mengikuti Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), mereka harus cuci tangan, jaga jarak tidak boleh tukar alat tulis apalagi tukar makanan dan masker. Jadi ujicoba ini proses belajar mengajarnya di kelas tapi lebih kepada AKB,” terangnya.

Baca juga  Gelar FGD, Pemkot Bogor Matangkan Pelaksanaan PTM

Hanafi menambahkan, jika ada kasus Covid-19 di sekolah, maka sekolah tersebut akan ditutup. “Pak wali kota juga sudah menyetujui. Dianjurkan anak diantar ke sekolah dan kita anjurkan juga anak ke sekolah tidak naik angkot, karena di angkot relatif rawan,” tutupnya. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top