Kab. Bogor

Dorong Debit Air Sumur Warga Desa Sukanegara, Mahasiswa IIQ berkolaborasi dengan Mahasiswa IPB Membuat Sumur Resapan Biopori

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Musim kemarau, pasokan air tanah yang menurun, dan penumpukan sampah rumah tangga adalah permasalahan yang kerap dijumpai di Desa Sukanegara, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.

Melalui program Sumur Resapan Biopori yang diinisiasi oleh mahasiswa KKN dari Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta berkolaborasi dengan IPB University, solusi inovatif untuk mengatasi masalah ini berhasil diterapkan.

Sebanyak lima belas mahasiswa KKN dari IIQ Jakarta dan delapan mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University melaksanakan pemasangan sumur resapan biopori di empat lokasi di Desa Sukanegara, mulai 4 Juli 2024. Program ini dilakukan dengan kemitraan Karang Taruna, dukungan perangkat desa, serta partisipasi aktif warga setempat.

“Desa Sukanegara sudah memiliki pasar, namun banyak sampah berserakan di lingkungan warga dan pasar,” ujar Aep Saefulloh, Sekretaris Desa Sukanegara.

Baca juga  Dirjen Pendidikan Vokasi di IPB: Teaching Factory, Kunci Sukses Pendidikan Vokasi

Dengan pemasangan sumur resapan biopori, tidak hanya penyerapan air ke dalam tanah yang menjadi lebih optimal dan pengurangan sampah organik yang tercapai, tetapi warga juga dapat memanfaatkan pupuk kompos yang dihasilkan untuk menanam sayuran di pekarangan rumah mereka.

“Penambahan sampah organik pada sumur resapan biopori bertujuan untuk memancing berkumpulnya biota tanah dan mikroorganisme tanah, sehingga terciptalah terowongan-terowongan kecil sebagai jalur jalannya air. Ini akan meningkatkan porositas tanah. Selain itu, volume sampah organik berkurang dan pupuk kompos yang dihasilkan juga bisa dimanfaatkan kembali,” ujar Uswatun, salah satu mahasiswa IIQ.

Tantangan sosial dan lingkungan turut muncul dalam pelaksanaan program ini. Tantangan sosial meliputi kurangnya pemahaman warga mengenai manfaat dan cara kerja program ini, sementara tantangan lingkungan berkaitan dengan struktur tanah di wilayah tersebut.
“Struktur tanah sangat penting untuk diperhatikan. Apakah tanah tersebut gembur, liat, berpasir, atau berbatu, semua itu akan memengaruhi kesulitan dalam proses penggalian dan juga efektivitas dari sumur resapan biopori ini,” jelas Aldera, salah satu mahasiswa IPB University.

Baca juga  IPB University Gandeng Ditjen Perhubungan Laut Tingkatkan Literasi SDM Kepelabuhanan dan Transportasi Laut

Program ini dimulai dengan pemaparan materi umum mengenai pipa sumur resapan biopori kepada warga. Setelah itu, survei dilakukan untuk menentukan lokasi yang cocok dengan mempertimbangkan struktur tanah. Selanjutnya, pipa paralon berdiameter 3 inci dipotong sepanjang 1 meter dan dilubangi. Kemudian, tanah digali atau dibor, dan pipa biopori yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam galian. Terakhir, sampah organik dimasukkan ke dalam pipa yang telah ditanam.

Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari warga. Manfaat pemasangannya langsung terasa, terutama dalam menjaga pasokan air. Setelah beberapa kali pengecekan, biota tanah mulai muncul dan pupuk kompos sudah matang. Harapannya, masyarakat desa dapat menerapkan ini secara mandiri.

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top