Kab. Bogor

Kisah Pandai Besi di Ciseeng Bertahan di Tengah Pandemi

BOGOR-KITA.com, CISEENG – Mental pejuang dan kerja keras dari rakyat Indonesia sungguh sangat hebat. Hampir dua tahun diserang pandemi Covid- 19 yang telah menggangu sektor ekonomi, namun warga masyarakat tetap kuat berjuang dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.

Seperti terlihat di Kampung Prigi Desa Parigi Mekar Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor. Aktifitas warga di Kampung yang terkenal dengan sebutan kampung bengkel pandai besi ini, tampak para pekerja dan pengrajin perkakas pertanian ini tetap berjalan.

“Kami harus terus semangat bekerja memproduksi alat – alat pertanian berbahan dasar besi. Karena usaha ini harus terus dipertahankan demi kehidupan keluarga kami,” ungkap Nawawi (42) pemilik bengkel pandai besi di RW 4 Kampung Prigi, Desa Parigi Mekar, Minggu (15/8/2021).

Baca juga  Peringatan HUT ke 72, IDI Kabupaten Bogor Gelar Khitanan Massal

Ia menjelaskan, meskipun dilanda pandemi Covid-19, produksi di dua bengkel miliknya tetap berjalan. Dari dua bengkel ini, setiap satu minggu bisa dihasilkan sekitar 25 kodi alat pertanian jenis parang atau arit.

“Ada enam pandai besi yang bekerja di dua bengkel. Dalam sehari, dapat dibuat 60 buah parang atau arit. Jadi jika dalam seminggu dihasilkan 350 sampai 400 buah arit,” ucapnya.

Pria yang juga menjabat Ketua RW ini mengungkapkan, hasil produksi dari pandai besi di kampung Prigi sudah mempunyai pasar khusus. Para pembeli, lanjutnya, biasa datang ke bengkel – bengkel yang ada di kampung tersebut setiap satu minggu sekali.

“Di kampung Prigi ini ada sekitar 20 bengkel pandai besi. Alhamdulillah meskipun pandemi, semua masih produksi. Kalau kendala hanya di saat pengiriman barang. Pembeli ada dari Bogor, Tangerang, Serang dan lainnya,” beber Nana sapaan akrab Nawawi.

Baca juga  Diresmikan Ridwan Kamil-Ade Yasin, Kini Pasar Cisarua Bersih, Tidak Lagi Kumuh

Ia menuturkan, puluhan bengkel pandai besi tersebut, memproduksi berbagai alat pertanian berbahan dasar besi seperti parang, golok, cangkul dan lainnya. Pangsa pasar hasil produksi tersebar ke beberapa wilayah diantaranya Bogor, Jakarta, Tanggerang, Serang Banten dan daerah lainnya.

“Kalau pemesanan barang hasil produksi dan omset penjualan tetap stabil. Bahkan saya sendiri tidak sanggup memenuhi permintaan barang. Produksi bengkel kami punya merk “Nanda”, sebagian besar dijual ke wilayah Bogor,” pungkas Nana. [] Fahry

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top