Neta S Pane
BOGOR-KITA.com – Ledakan bom di Gedung ITC Depok, Jawa Barat (Jabar) patut diwaspadai semua pihak, baik Polri maupun masyarakat. “Ledakan itu bisa dikatakan sebagai awal bergeraknya kembali gerakan radikalisme di Indonesia.
Sasaran mereka tidak lagi kepentingan asing dan pusat keramaian, tapi mulai bergeser spesifik ke pusat keramaian anak-anak bermain,” kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane dalam siaran pers yang dikirim ke BOGOR-KITA.com, Selasa (24/2/2015).
IPW mendata, ledakan terdengar dari dalam toilet, yang lokasinya di dekat Wahana Permainan Anak. Ledakan itu membuat gedung ITC bergetar, lampu mati dan ratusan pengunjung, termasuk karyawan di lokasi panik seketika. Ledakan ini teror ledakan pertama
setelah dalam dua tahun terakhir tidak pernah terjadi teror ledakan bom di Indonesia. Sepertinya kelompok radikal di negeri ini ingin kembali unjuk gigi, setelah selama dua tahun terakhir kantong-kantong radikalisme di Indonesia diporakporandakan Polri.
Data IPW menunjukkan, di tahun 2014 Polri cukup berhasil menekan aksi terorisme. Padahal di akhir 2012, Poso dan Solo sempat "bergolak". Kelompok radikal melakukan uji nyali menyerang fasilitas Polri, antara lain 4 kantor polisi dikirimi bom. Namun di sepanjang 2014, Indonesia aman dari teror bom. Tentunya hal ini berkat kerja keras Polri dalam melakukan deteksi dini dan antisipasi terhadap kantong-kantong potensi radikalisme dan terorisme di indonesia. Setidaknya hal ini
terlihat dari berbagai aksi penangkapan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap orang-orang yang disebut sebagai teroris.
Melihat apa yang dilakukan Polri di sepanjang 2013 dan 2014, bisa dikatakan kantong-kantong terorisme Indonesia sudah acak-acakan dan berantakan. Sehingga untuk melakukan aksi teror para teroris perlu konsolidasi dan itu tidak mudah. Namun dengan adanya isu ISIS dan banyaknya warga Indonesia bergabung dgn ISIS di Timur Tengah, hal ini patut diwaspadai. Sebab
bukan mustahil sikap ektrim dan radikal ISIS dibawa masuk ke Indonesia dan kemudian menjadi teror bagi masyarakat. “Untuk itu ledakan di Depok patut diwaspadai sebagai upaya kebangkitan kalangan radikal, meski dari ledakan itu bisa disimpulkan bahwa kelompok radikal di Indonesia sedang kepayahan konsolidasi dan kesulitan logistik karena bahan peledak yang mereka gunakan kelas teri,” tutup Neta. [] Admin