BOGOR-KITA.com – Masih banyak pejuang kemerdekaan yang bergerak di Bogor yang belum dinobatkan jadi pahlawan nasional. Antara lain KH. Sholeh Iskandar, KH. R. Abdullah Bin Noeh dan Ipik Gandamana dan lain sebagainya. Realitas ini mendorong sejumlah masyarakat mendeklarasikan Gerakan Cinta Pahlawan Bogor.
Gerakan ini dideklarasikan dalam sebuah diskusi bertajuk “Bogor Masa Revolusi” di Restoran Gumati Paledang, Kota Bogor, Selasa (14/8/2018) malam.
“Dulu mereka berjuang untuk kemerdekaan, sekarang giliran kita yang berjuang agar mereka memperoleh gelar sebagai pahlawan nasional,” kata Budhy Setiawan yang bertindak sebagao motor sekaligus Ketua Gerakan Cinta Pahlawan.
Intinya, imbuh Budi, Gerakan Cinta Pahlawan ini memperjuangkan agar para pejuang kemerdekaan yang bergerak di Bogor memperoleh gelar pahlawan nasional.
“Kita menginginkan pejuang pejuang yang sudah diusulkan menjadi pahlawan nasional seperti KH. Sholeh Iskandar, KH. R. Abdullah Bin Noeh dan Ipik Gandamana segera mendapatkan gelar pahlawan nasional. Ini target jangka menengah kita,” ujarnya.
Budhy yang juga Majelis Pertimbangan Karang Taruna Jawa Barat menambahkan, Gerakan Cinta Pahlawan akan mengumpulkan data dan saksi yang bisa dipertanggungjawabkan untuk melengkapi persyaratan gelar pahlawan nasional, sekaligus menggalang dukungan masyarakat.
“Jadi Gerakan Cinta Pahlawan ini juga akan menggalang dukungan masyarakat sebanyak-banyaknya. Sehingga kita bisa menghasilkan tambahan gelar pahlawan nasional terutama pahlawan berasal dari Bogor dan Cianjur, karena kedua daerah ini dulunya satu wilayah administrasi,” imbuhnya.
Dijelaskan, sebenarnya upaya memperjuangkan gelar pahlawan nasional untuk pejuang Bogor dan Cianjur itu merupakan ranah dinas sosial. Namun dinas sosial banyak pekerjaan mengurusi permasalahan sosial, sehingga tentang kepahlawanan ini sering kali bisa dikatakan ada, tapi dari sisi progres lambat.
“Karena itu gerakan masyarakat ini merasa perlu ikut serta. Kita tidak boleh selalu bergantung kepada dinas sosial. Kita berharap Kementerian Sosial terbuka terhadap usulan dari masyarakat dan kita perlu penguatan usulan itu dari dinas,” ujarnya.
Budhy mengatakan, pihaknya juga akan melakukan kajian mengenai data pahlawan-pahlawan yang belum mendapatkan gelar pahlawan nasional, bekerjasama dengan perguruan tinggi, di antaranya Universitas Ibnu Khaldun dan Universitas Pakuan.
“Termasuk seperti pahlawan Kapten Muslihat sampai sekarang belum mendapatkan gelar. Saat ini yang sudah mengali data cukup untuk mengusulkan ada dua yaitu KH. Sholeh Iskandar dan KH. R Abdullah Bin Noeh, dan kita masih perlu dukungan masyarakat maka dibuat gerakan ini,” tandasnya.
Dalam diskusi yang menghadirkan beberapa pembicara, dibagikan buku berjudul “Bogor Masa Revolusi.” [] Fadil