Nasional

Bio Farma 1 dari 7 Kandidat Pembuat Vaksin Covid 19 untuk Dunia

BOGOR-KITA.com, JAKARTA – Bio Farma, perusahaan farmasi BUMN yang telah membuat vaksin sejak 1950, masuk dalam salah satu dari tujuh kandidat pembuat vaksin Covid 19 yang akan ditunjuk oleh Lembaga Koalisi dunia untuk Inovasi Persiapan Epidemi (CEPI). CEPI merupakan lembaga non profit internasional yang bermarkas di Oslo, Norwegia.

Hal ini diungkapkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menyampaikan paparan pada rapat kerja bersama Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia di Jakarta, Selasa (22/9/2020).

Menurut Retno, Bio Farma sebagai perusahaan farmasi milik negara, jika lolos rangkaian uji tuntas (due dilligence) dari CEPI dapat memproduksi vaksin Covid 19 dunia.

“Setelah melalui proses cukup panjang, Bio Farma berhasil masuk dalam shortlist manufaktur vaksin atau disebut seven potential drug manufacturers for Covid19 vaccine dari CEPI,” tutur Retno. “Bio Farma masuk dalam daftar tujuh kandidat yang dipercaya CEPI untuk memenuhi kebutuhan vaksin Covid 19 dunia,” tambahnya.

Baca juga  Percepat Pengendalian Covid-19, BNPB Cetak 1.000 Relawan dari Bogor dan Depok

CEPI merupakan kemitraan antarpemerintah, lembaga swasta, filantropi, dan masyarakat madani yang fokus mengembangkan vaksin serta mengantisipasi dan mencegah pandemi.

“Jika berhasil due dilligence-nya, (Bio Farma, red) akan dipercaya untuk melakukan manufacturing vaksin untuk dunia,” terang Retno.

Menurut Retno, sejumlah ahli dari CEPI telah mengunjungi Bio Farma untuk melakukan uji tuntas pada 15 September. CEPI akan mengumumkan hasil uji pada akhir September atau awal Oktober.

“Due dilligence ini dilakukan terhadap beberapa aspek, antara lain kapasitas manufaktur, sistem analisa laboratorium, dan sistem IT Bio Farma,” tutur Retno.

Selain kerja sama CEPI dan Bio Farma, Indonesia telah meneken komitmen pembelian vaksin Covid 19 dengan berbagai perusahaan farmasi dari China, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab.

Baca juga  UKICIS, Kolaborasi Perguruan Tinggi Indonesia dan Inggris Riset Varian Covid-19

Retno memastikan Indonesia akan memperoleh 20 juta sampai 30 juta dosis vaksin COVID-19 pada 2020 dan 290 juta – 340 juta dosis vaksin pada 2021. “Sumber vaksin berasal dari Sinovac dan Sinopharm serta G42 dari UAE (Uni Emirat Arab, red). Selain itu Indonesia juga bekerja sama dengan Genexine dari Korea Selatan,” kata Retno.

Retno juga menyebut Indonesia saat ini masih menjajaki peluang dengan AstraZeneca dan Imperial College London terkait pembelian calon vaksin COVID-19, AZD1222.

Sementara itu, untuk kerja sama multilateral, Indonesia juga mendaftarkan diri pada kerangka kerja sama Fasilitas Akses Global Vaksin Covid 19 (Covax), sebuah inisiatif global yang dipimpin oleh Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), CEPI, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga  Peringati Hari Jadi BSIP, Kementan Gelar Gebyar Agrostandar di Bogor

COVAX merupakan kerja sama pembelian vaksin Covid 19 bersama yang salah satu tujuannya memastikan seluruh negara memiliki akses yang sama, setara, dan terjangkau saat anti virus SARS-CoV-2 itu telah tersedia untuk publik. [] Anto

 

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top