Kota Bogor

Anggota DPR RI Tinjau Pembangunan TPT di Pamoyanan

Anggota Komisi VI DPR RI tinjau pembangunan TPT di Kelurahan Pamoyanan, Kota Bogor, Selasa (22/12/2020)

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Anggota Komisi IV DPR RI Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz didampingi Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Kementerian PUPR, Bambang Heri Mulyono dan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim meninjau Tembok Penahan Tanah (TPT) di SIT Nurul Fata, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Selasa (22/12/2020).

TPT sepanjang 400 meter itu dibangun untuk menahan tebingan yang mudah longsor di saat musim hujan.

Neng Eem mengatakan, kehadirannya ke Kota Bogor untuk melihat pekerjaan proyek yang dia usulkan bersama Habib Hasan ke Kementerian PUPR terkait pembangunan TPT itu.

“Ada beberapa informasi yang simpang siur, karena dulu kami mengusulkan tidak hanya di pesantren ini saja, tetapi  juga di pemakaman di wilayah Kelurahan Ranggamekar. Karena  yang diinformasikan itu anggarannya ada, kenapa tidak dibangun TPT di pemakaman juga, biar orang tidak berburuk sangka karena di sana (pemakaman) tidak memungkinkan soalnya ada masalah tanahnya, pemindahan makamnya, maka dialihkan ke sini semua,” ungkapnya.

Baca juga  Pandemi Covid-19, Industri DPLK Tumbuh 11 Persen

Neng Eem menjelaskan, awalnya pembangunan TPT di pesantren ini hanya 250 meter, tapi menjadi 400 meter, hal itu karena ada refocusing dari pembangunan TPT pemakaman tadi.

Ia berharap, semoga pembangunan TPT ini bisa menyelamatkan pesantren dari longsor. Pembangunan TPT ini menghabiskan  dana sekitar Rp9 miliar.

“Dana Rp9 miliar itu sudah all in dengan konsultan dan sebagainya dan sudah termasuk anggaran  pembangunan di pemakaman yang direfocusing. Pembangunan ini juga di bawah BBWSCC, karena Sungai Cipinanggading ini merupakan anak Sungai Cisadane,” jelasnya.

Ia memerangkan, masih banyak lokasi di dapilnya yang butuh bantuan seperti TPT ini. “Masih banyak juga yang tidak tercover karena saya juga mempunyai keterbatasan informasi makanya tadi banyak juga yang memberikan informasi,” katanya.

Baca juga  Rektor IPB University: Karakter dan Integritas Penting Dibangun

“Tahun 2021 saya ada program untuk air baku dari Ciliwung dan Cisadane, ada juga dari Palasari untuk Perumda Tirta Pakuan, kami membangun intek, juga beberapa hal lain seperti kotaku dan sebagainya,” terangnya.

Sementara itu,  Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, dirinya meminta diperhatikan juga kawasan Katulampa, karena ke depan dengan adanya Bendungan Sukamahi dan Ciawi berarti akan mengubah proses aliran sungai dengan pengendaliannya.

“Itu mungkin harus ada modifikasi dan disesuaikan dengan selesainya Bendungan Ciawi dan Sukamahi itu yang harus dipikirkan,” ujar Dedie

Kepala BBWSCC Bambang Heri Mulyono mengatakan, target TPT 400 meter sudah terpenuhi. Namun untuk di lahan pemakaman itu dari segi teknis maupun waktu tidak memungkinkan, waktu pelaksanaan 3 bulan tidak mungkin selesai sehingga dialihkan untuk melindungi sisi sebelah kiri panjang 140 meter.

Baca juga  Pemkot Bogor Bantu Korban Angin Puting Beliung dan Banjir

Pembangunan TPT, kata Bambang, lebih fleksibel dengan beronjong, itu juga bisa dilakukan untuk pemakaman, tapi tingginya sampai delapan meter perlu perencanaan yang lebih matang.

“Perlu penelitian lebih detail. Kemungkinan perlu relokasi makam dan itu kewenangan Pemkot Bogor,” katanya.

Bambang menerangkan, banyaknya longsoran di pinggir kali ini karena banyak pemukim. Dulu masih banyak hutan ketika turun hujan air sebagian besar ke tanah. Semakin berkembang pemukiman dan industri, membuat air hujan sebagian besar mengalir di permukaan sungai.

“Persolan kita sendiri yang merusak, tutupan lahan yang menyebabkan air hujan yang harus ke tanah tapi sekarang di permukaan. Air masuk ke selokan menjadi faktor lain yang berpengaruh. Sekarang tepat di pinggir air berdiri bangunan, ketika air butuh tempat meresap,” pungkasnya. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top