Absen di Kota Bogor Tahun Ini, Ini Makna Cap Go Meh
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Tidak ada perayaan meriah Cap Go Meh seperti tahun – tahun sebelumnya di Jalan Suryakencana Kota Bogor pada Februari 2024 ini. Hal ini karena bertepatan dengan pesta demokrasi atau pemilihan umum. Seperti diketahui CGM Festival biasa digelar di sekitar Vihara Dhanagun, Jalan Suryakencana yang merupakan kawasan pecinan di Kota Bogor. Namun tahun ini tidak ada perayaan besar besaran seperti biasanya.
Apa makna perayaan Cap Go Meh?
Cap Go Meh awalnya dirayakan sebagai penghormatan terhadap Dewa Thai Yi, yakni Dewa yang dianggap tertinggi di langit oleh Dinas Han.
Dinasti Han (206 SM–220 M), menurut Wikipedia dianggap sebagai dinasti yang menghadirkan zaman keemasan dalam sejarah Tiongkok.
Dinasti Han didirikan oleh Liu Bang, seorang petani yang memenangkan perang saudara dengan saingannya, Xiang Yu. Dinasti Han merupakan salah satu dinasti terkuat di Tiongkok, dan karena pengaruhnya yang besar, etnis-etnis mayoritas di Tiongkok sekarang ini menyebut mereka orang Han (biarpun mungkin nenek moyang mereka bukan dari etnis Han).
Dinasti Han merupakan dinasti yang membawa kejayaan yang tidak pernah ada sebelumnya. Pada masa itu Dinasti Han merupakan salah satu dari dua kekuatan dunia bersama Kekaisaran Roma di belahan dunia barat. Pada masa Dinasti Han ini pula, ajaran Konfusius dan Taoisme berkembang pesat.
Cap Go Meh sudah dirayakan sejak Dinasti Han itu. Hanya saja, ketika itu dirayakan secara tertutup untuk kalangan istana dan belum dikenal masyarakat awam.
Makna Cap Gomeh
Lalu apa makna Cap Go Meh? Cap Go Meh beda dengan Imlek. Imlek biasanya dirayakan dengan sembahyang ke kelenteng untuk memanjatkan doa keselamatan dan keberkahan di tahun yang baru. Setelah itu, baru kumpul dan makan bersama keluarga.
Sedangkan, dalam Cap Go Meh, orang-orang membawa persembahan berupa kue keranjang dan melakukan sembahyang kue keranjang untuk mengucap syukur dan memohon keselamatan.
Orang zaman dulu malah percaya, anak kecil yang tidak makan kue keranjang, matanya bakal belekan. Karena itu, hingga saat ini masih banyak orang yang membawa persembahan kue keranjang ketika Cap Go Meh.
Setelah itu, pastinya ada acara makan kue keranjang yang bisa dimakan langsung atau digoreng. Kue keranjang juga boleh dibagi-bagikan secara gratis untuk warga sekitar.
Cap Go Meh merupakan rangkaian terakhir perayaan Tahun Baru Imlek. Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkian yang jika diartikan secara harafiah bermakna 15 hari atau malam setelah Tahun Baru Imlek. Apabila dipenggal kata per kata, maka kata ‘cap’ memiliki arti 10, sedangkan ‘go’ berarti 5, dan ‘meh’ artinya malam.
Dalam Cap Go Meh, rakyat akan menyaksikan Tarian Barongsai dan Liong (naga), berkumpul untuk main games penuh teka-teki, dan makan onde-onde. Sepanjang perayaan, diramaikan oleh kehadiran kembang api dan petasan. Apa makna semua itu?
Barongsai adalah simbol kebahagiaan, kegembiraan, dan kesejahteraan. Sedangkan liong dianggap sebagai simbol kekuasaan atau kekuatan. Menurut kepercayaan orang Tionghoa, keluarga akan jadi sangat besar jika anak mereka lahir di Tahun Naga.
Onde-onde yang dimakan ketika Cap Go Meh biasanya dibuat ramai-ramai oleh seluruh anggota keluarga, terutama wanita dan anak-anak. Lalu, kenapa Tarian Barongsai dan Liong harus sambil membunyikan petasan? Ini karena petasan dipercaya bisa mengusir energi negatif dan akan membersihkan seluruh lokasi yang dilalui Barongsai.
Secara umum, itulah yang dilakukan orang Tionghoa ketika merayakan Cap Go Meh.
Di beberapa daerah, Cap Go Meh dilakukan dengan tradisi unik masing-masing. Di Pulau Kemaro, Palembang misalnya, masyarakat merayakan Cap Go Meh dengan mencari jodoh. Sedangkan di Singkawang, masyarakat biasa merayakan Cap Go Meh dengan melihat pawai tatung untuk mengusir roh jahat. [] Admin/dari berbagai sumber