Kab. Bogor

UKICIS, Kolaborasi Perguruan Tinggi Indonesia dan Inggris Riset Varian Covid-19

Rektor IPB Prof Dr Arif Satria

BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Perguruan tinggi di Indonesia dan perguruan tinggi di Inggris kolaborasi melakukan riset varian covid-19

Perguruan tinggi dari Indonesia meliputi, IPB University, Universitas Gajah Mada dan Institut Teknologi Bandung. Sementara tiga perguruan tinggi dari Inggris yang terlibat dalam kerja sama ini adalah Universitas Warwick, Conventry University dan Universitas Nottingham.

Seluruh perguruan tinggi ini berkolaborsi dalam program UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS).

Penandatanganan kerjasama terkait pengembangan riset varian corona virus ini dilakukan secara virtual Kamis (25/2/2021).

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan dukungan dan apresiasinya atas jalinan kerjasama yang kuat antara enam perguruan tinggi di Inggris dan Indonesia, serta diaspora Indonesia di Inggris yang tergabung dalam UKICIS.

“Saya berharap kerjasama penelitian internasional ini tidak hanya memperbaiki riset tetapi juga akan mempromosikan riset yang berasal dari Indonesia. Kerjasama ini juga merupakan strategi Indonesia untuk menghasilkan inovasi baru. Skema UKICIS sangat unik yang diinisiasi oleh diaspora Indonesia dengan tiga universitas di Inggris. Saya berharap UKICIS dapat berfungsi dan berdampak signifikan,” ujar Prof Bambang dalam rlis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Jumat (26/2/2021).

Baca juga  Piala Dunia 2022: Susul Enam Tim Eropa, Serbia Lolos Dramatis Dengan Permalukan CR7

Lebih lanjut Prof Bambang menyampaikan bahwa ia banyak belajar dari pengembangan riset di Inggris dan mendapatkan referensi dari UKRI (United Kingdom Research and Innovation). Ia berharap kerjasama ini dapat menjadi inspirasi untuk meningkatkan kerjasama bilateral dalam bidang sains dan inovasi.

“Terkait COVID-19, Inggris sudah diakui sebagai negara terbaik dalam surveilance di dunia. Hal tersebut terbukti ketika media massa global menyebutkan ada varian COVID-19, yang disebut B117, yang ditemukan di Inggris.

Keberadaan varian baru ini membuat penyebaran infeksi lebih cepat di Inggris. Terinspirasi terhadap apa yang telah dilakukan UK, kamipun melakukan hal yang sama untuk menemukan genome survailance asal Indonesia untuk memonitor varian baru COVID-19. Dan kami telah menemukan varian baru di Indonesia yang mirip dengan varian virus asal Inggris, Afrika Selatan dan Brazil. Oleh karena itu, saya berharap kerjasama ini dapat menghasilkan transfer teknologi dari Inggris ke Indonesia,” imbuhnya.

Baca juga  Terdampak Double Track, Pemkab Bogor Diminta Segera Relokasi Gedung SDN Ciadeg I

Sementara itu, Rektor IPB University, Prof Arif Satria menyampaikan bahwa bagi IPB University, merupakan sebuah kehormatan dapat terlibat dalam kerjasama penelitian yang terjalin antara kedua negara melalui UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS).

Konsorsium ini sangat istimewa karena akademisi Diaspora Indonesia di Inggris memainkan peran penting selama pembentukannya. Dan Prof Arif sepakat, melalui peranannya akan dapat membangun ketahanan global terhadap pandemi.

“Saya berharap melalui kerjasama ini ada kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan implementasi kebijakan vaksinasi yang membutuhkan jaringan yang kuat dari pemerintah, swasta, akademisi, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Saya menyambut forum UKICIS untuk menjawab dalam mengidentifikasi tantangan yang ditimbulkan oleh varian virus COVID-19 baru terhadap upaya vaksinasi. Serta untuk bertukar pikiran tentang cara-cara untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya vaksin dan protokol kesehatan,” ujarnya.

Seperti kita ketahui Indonesia dan Inggris saat ini sedang melakukan vaksinasi untuk penduduknya dan tentunya menghadapi berbagai tantangan lokal dan global. Selain itu, para ilmuwan Indonesia juga sedang bekerja sama untuk mengembangkan vaksin dengan menggunakan varian lokal.

Baca juga  Sempat Silang Pendapat, Ketua KNPI Rumpin Minta Maaf Dan Siap Sinergi

“Tentunya kami mendorong UKICIS untuk ikut serta dalam proses pengembangan vaksin ini,” imbuhnya.
Dalam sambutannya Prof Arif juga memperkenalkan tim IPB University yang akan mengawal jalannya kerjasama ini. Yakni Prof Dodik Ridho Nurrochmat selaku Wakil Rektor bidang Internasionalisasi, Kerja Sama dan Hubungan Alumni, Dr Berry Juliandi, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Prof Iskandar Z Siregar, Direktur Program Internasional IPB University.

Tampak hadir dan memberikan sambutan adalah Menteri Luar Negeri Inggris untuk Asia, HE Nigel Adams MP, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, Duta Besar Indonesia untuk Inggirs, Irlandia dan IMO, Desra Percaya, Perwakilan AllUKICIS, Prof Christine Ennew (Universitas Warwick), Prof Reini Wirahadikusumah (ITB), Prof Richard Dashwood (Conventry University), Prof Dame Jessica Corner (Universitas Nottingham) dan Prof Panut Mulyono (UGM).

Nara sumber acara webinar Prof Carole Mundell, Prof Ali Ghufron Mukti, Prof Dame Jessica Corner, Prof Kuwat Triyana, Prof Lawrence Young dan Ines Atmosukarto, PhD. [] Admin

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top