Kota Bogor

Tolak Relokasi, PKL Lawang Saketeng Tinggalkan Lokasi Rapat

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pedagang kaki lima Lawang Saketeng dan Pedati bersikukuh menolak relokasi sebelum Lebaran tanggal 6 Maret 2020. Penolakan itu ditunjukkan dengan aksi meninggalkan lokasi sosialisasi. Mereka tetap bersikukuh meminta Pemkot Bogor melakukan relokasi setelah Lebaran.

Hal ini terungkap dari rapat sosialisasi dengan Pemkot Bogor di Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jumat (28/2/2020).

“Kami minta agar waktu relokasi ditangguhkan sampai Lebaran. Itu sangat realistis melihat situasi kondisi saat ini,” ucap perwakilan pedagang, Uji Syam.

Uji menegaskan, sebentar lagi akan menghadapi bulan puasa dan tahun ajaran baru, sehingga semuanya juga membutuhkan anggaran dan keuangan. Kalau sekarang harus pindah, maka pedagang akan merugi.

Baca juga  Imigrasi Bogor Masuk Kantor Baru, Tetap di Jalan Ahmad Yani Kota Bogor

“Apakah pihak Pemkot Bogor mau bertanggung jawab atas kerugian yang dialami pedagang?,” katanya.

Kordinator pedagang, Irpan Efendi mengatakan, sesuai dengan kesepakatan bersama seluruh pedagang, minta relokasi dimundurkan hingga lebaran. Ini menyangkut nasib pedagang yang harus diperjuangkan menjelang bulan puasa. Ketika pedagang dipindahkan, belum tentu pendapatan pedagang bisa normal seperti biasanya.

“Apa Pemkot Bogor mau bertanggung jawab ketika pedagang sepi dan tidak laku jualannya di tempat yang baru. Kami minta waktu mundur sampai lebaran itu sangat realiastis, demi kelangsungan kehidupan pedagang,” tegasnya.

Sementara itu,  Dirut PPPJ Muzakkir mengatakan, pihaknya tetap melanjutkan program yang sudah dijadwalkan yaitu eksekusi relokasi pada tanggal 6 Maret 2020. “Program tetap kita jalankan untuk relokasi nanti,” ujarnya.

Baca juga  Nyi Raja Permas Ditutup, PKL Direlokasi ke Blok F Pasar Kebon Kembang

Ia menjelaskan bahwa PPPJ lebih fokus  merapikan tempat bagi pedagang. Sebelum direlokasi tanggal 6 Maret nanti, sehari sebelumnya akan dilakukan pengocokan lapak.

“Kita berharap semua pedagang akan mendapatkan masing masing lapaknya, tetapi saat ini baru 400  pedagang tertampung, sisanya bisa bergiliran sistem shif antara pedagang malam dan siang,” jelasnya. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top