Kab. Bogor

Rektor IPB Kutip Charles Darwin Dalam Webinar Menghadapi Era Disrupsi

Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria
Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria

BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Mengutip Charles Darwin, Rektor IPB University Prof Arif Satria mengatakan bahwa dalam bertahan hidup, respon terhadap perubahan adalah hal yang terpenting. Makhluk hidup harus memiliki kemampuan beradaptasi dalam lingkungan yang terus berubah di samping didukung oleh kecerdasan dan kekuatan.
Hal ini dikemukakan Prof Arif yang juga Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) dalam webinar bertajuk “Hacking the Global Pandemic: Thinking Like “There is No Box” for Innovative Education in the Aftermath of COVID-19” yang diselenggarakan Forum Rektor Indonesia (FRI) bersama IPB University dan Universitas Gadjah Mada, Kamis (3/12/2020).

Webinar digelar untuk mencari perspektif mengenai peran institusi pendidikan dalam menjawab tantangan dan strategi dalam menghadapi era disrupsi.

Selain Prof Arif, webinar menampilkan narasumber mumpuni di bidangnya baik dari dalam dan luar negeri.
Charles Robert Darwin yang dikutip Prof Arif adalah seorang naturalis dan ahli geologi Inggris yang sangat terkenal dengan teori evolusi. Salah satu inti dari teori evolusi adalah bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi akan mati.

Baca juga  Plt. Bupati Bogor Bersama DPRD Tetapkan Raperda APBD Perubahan Tahun 2022

“Kini, manusia dihadapkan pada situasi yang tak terduga dan penuh dengan ketidakpastian. Sehingga, diperlukan skillset yang mumpuni, termasuk mindset adaptif, fleksibilitas, kolaborasi, complex problem solving, serta karakter inovatif. Dengan perubahan teknologi yang pesat di era global ini, mendorong pula perubahan bagi bisnis, kompetensi, skill dan lanskap pendidikan. Dalam menghadapi disrupsi tersebut, manusia harus memiliki mindset baru yakni growth mindset, di mana seseorang menyadari kemampuannya untuk berkembang sehingga dapat mengubah karakteristik umum pada dirinya seperti bakat dan keahlian,” kata Prof Arif dalam rilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Jumat (4/12/2020).

Dikatakannya, pandemi COVID-19 telah mengakibatkan ketidakpastian nasib pada perekonomian, pekerjaan, finansial, hingga kesehatan mental.

Ketidakpastian tersebut tidak dapat dihindari, sehingga pastinya akan mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan. Termasuk ke dalamnya aspek pendidikan yang mendesak perubahan gaya interaksi dalam kegiatan belajar-mengajar.

Baca juga  Sejumlah Ormas dan Irmas di Kecamatan Parung Berikan Bantuan Pada Korban Bencana Alam

Implikasi lain bagi pendidikan tinggi adalah dalam hal pengalaman mahasiswa, staf dan fakultas, infrastruktur, hingga program pengabdian masyarakat.

Implikasi-implikasi tersebut juga telah mendorong perubahan bentuk pada beberapa aspek dalam perguruan tinggi.  Contohnya pergeseran dari penyebaran konten menjadi peningkatan hubungan dengan dosen dan personalia, peningkatan investasi pada infrastruktur dalam mendukung penegakan protokol kesehatan hingga peningkatan pelatihan dosen dalam penggunaan metode pembelajaran dengan teknologi tinggi.

“Pandemi ini telah memberikan kita banyak pelajaran, betapa krusialnya menginovasikan penelitian yang bersifat ramah teknologi dan ketidakpastian.  Kita harus pandai dalam memanfaatkan big data, penelitian meta analisis dan pendekatan ilmiah lainnya secara virtual. Penting pula untuk berpikir out of the box agar dapat memformulasikan strategi penelitian melalui pendekatan normal baru. Selain itu, penting pula untuk menciptakan pendekatan baru dalam komunikasi dan kolaborasi sehingga peneliti dapat beradaptasi dengan lebih cepat, ” kata prof Arif yang tampil sebagai pembicara utama.

Baca juga  Pelepasan Siswa SMK Citra Pariwisata: Berani Mencari Ilmu dan Pengalaman di Luar Kota Bogor

Dalam menciptakan inovasi tersebut, menurutnya, kita harus menerapkan apa yang dinamakan dengan future practice daripada best practice.

Best practice dinilai tidak terlalu dibutuhkan dan kurang cukup dalam menghadapi situasi saat ini. “Sebaliknya, kita harus menemukan future practice yang dapat menciptakan ruang untuk eksplorasi. Visi praktik masa depan tersebut adalah untuk mendorong perubahan dan membayangkan bentuk masa depan sehingga dapat menciptakan banyak peluang. Contohnya seperti penemuan aplikasi berbasis digital seperti Facebook, Alibaba, Airbnb dan Uber yang telah mendorong inovasi lain untuk ditemukan, ” jelasnya.

Lebih lanjut diuraikannya, dalam hal COVID-19 dan permasalahan perguruan tinggi, kita dihadapkan dengan berbagai tantangan, namun di saat yang bersamaan tercipta pula berbagai peluang. “Dengan kerja keras dan gotong royong, kita akan mengalahkan tantangan tersebut dan menciptakan masa depan yang cerah dan lebih baik,” kata Prof Arif. [] Admin

 

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top