BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menerima 800 rapid test kit (perlengkapan tes cepat) untuk mengecek warga terkait Covid-19. Pengecekan tersebut dikhususkan bagi Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang Dalam Resiko (ODR). Pelaksanaan test akan dilakukan di RSUD Kota Bogor, Dinkes Kota Bogor dan Puskesmas Induk.
“Alhamdulillah jumlah rapid test 800 kit, baru pagi ini saya terima laporannya. Tadi sudah kami bahas skenarionya. Contoh, kalau rapid test dilokasikan di GOR model drive thru, 800 rapid test, satu orang diproses lima menit hingga muncul angka 4.000 menit. Kalau dikalkulasi ke jam dibutuhkan 66,6 jam atau 2,7 hari. Nah, kan sehari kerja delapan jam, maka dibutuhkan lima hari untuk 800 orang,” ungkap Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim dalam rilis pada Rabu (25/3/2020).
Dari hasil koordinasi dihadiri ketua gugus tugas pencegahan Covid-19 Irwan Riyanto yang juga Asisten Pemerintahan dan Kesra, Sekda Kota Bogor Ade Sarip Hidayat, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Dody Ahdiat, perwakilan Dinkes dan RSUD Kota Bogor diputuskan metode awal yang akan dilakukan di GOR Pajajaran tidak memungkinkan karena pertama dihitung secara matematis 800 rapid test ini masing-masing orang mengikuti rapid test lima menit.
“Kemudian setelah tadi dihitung sekitar 4.000 menit sama dengan 2,7 hari saya pikir itu satu hari tidak mungkin 24 jam karena perhari paling delapan jam. Secara total enam sampai tujuh hari, sehingga akan kami sebar saja pelaksanaannya Puskesmas Induk, RSUD dan Dinas Kesehatan Kota Bogor,” terangnya.
Dedie menjelaskan, rapid test nanti akan dibagi untuk ODR, ODP, PDP dan lingkaran dalam orang yang positif Covid-19. Hal itu diputuskan sesuai hasil rapat. Selain itu disiapkan juga petugas yang akan melaksanakan rapid test ini. Saat ini dilatih 30 orang pelaksana rapid test, perlu waktu sedikit persiapan untuk pengambilan darah di vena, memindahkan ke rapid test kit dan kemudian dicampurkan dengan cairannya.
“Ada kurang lebih sedikit waktu untuk proses belajar atau training. Waktu pelaksanaan mulai diminggu ini, bisa hari Jum’at, Sabtu atau Minggu. Seluruh kegiatan butuh dua sampai tiga hari dimasing-masing titik, secara simultan masih mengumpulkan nama-nama, data nomor telepon dan riwayat kenapa yang bersangkutan harus periksa, misalnya melakukan kontak dengan positif, sudah ada tanda medis atau memang mengikuti kegiatan dengan orang yang positif,” tuturnya.
Dedie menambahkan, ada juga ODR yang tadi disebutkan, mereka garda terdepan kegiatan penanganan kesehatan, tenaga medis, perawat, dokter dan orang-orang dirumah sakit. Termasuk orang wilayah seperti Babinsa dan Babinkamtibmas, lurah dan camat.
“Kemudian diambil jumlah pasti di dalam kategori itu. Tetapi harus kami pilah karena hanya 800 alatnya dan orangnya harus 800 orang by name by address,” pungkasnya. [] Ricky