Kab. Bogor

Panitia HHM Undang Dokter EMC Bahas Olahraga Lari  

JAKARTA – Untuk kali ke tujuh, panitia Highlands Half  Marathon (HHM) menggelar pra event. Pra event digelar dalam bentuk diskusi bertemakan “Siapa Bilang Olahraga Lari Berbahaya?” dengan narasumber dr. Silvi Dwiyanti., MKK dari EMC Sentul City di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Kamis (22/8/2019).

Hadir dalam acara tersebut Safrita Ariana (49) Direktur Idea Run penyelenggara HHM di Sentul City 29 September 2019.  “Kita terus mensosialisasikan HHM ke teman-teman pelari terutama mereka yang banyak latihan di sekitar GBK, karena pengalama kita, setiap kali race hal pertama yang dipertanyakan orang adalah serius gak racenya,” ujarnya. Safitra menjelaskan HHM merupakan new challenge baik buat manajemen Sentul City maupun buat panitia. Untuk itu panitia harus melakukan penetrasi pada target marketnya sendiri bahwa HHM ini akan dikelola secara maksimal, serius, dan sunguh-sungguh.

Baca juga  Struktur Pemkot Kini Solid dan Segar, Bima: Kita Harus Lari Kencang

“Ini High End artinya bukan produk race yang asal-asalan tetapi produk yang memang didedikasikan secara maksimal kepada para pelari untuk menginfokan selain oleh media sosial yaitu dengan langsung mendatangi komunitas-komunitas pelari,” paparnya.

Safitra mengatakan, topik yang diangkat yaitu siapa bilang olahraga lari berbahaya. Karena baru-baru ini bahkan di tahun lalu pun hampir semua race besar terdapat korban. Kata Safitra, panitia  ingin mengajak mereka para pelari untuk memahami bahwa dalam berlari itu ada yang di sebut No Your Limits jadi peserta harus tahu batasan dirinya masing-masing.

“Kadang orang suka crossing limit itu memang dalam latihan kita dianjurkan untuk terus menerus meningkatkan limits kita tetapi tanpa ilmu pengetahuan yang cukup, nutrisi, dokter dan pelatih bisa jadi melakukan itu secara tidak terkendali dan akibatnya risiko tinggi, makanya kita sekarang mengadakan talk show ini,” ujarnya.

Baca juga  Pelibatan OKP Dalam Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor Jangan Sebatas Wacana

Sementara itu dr Silvi Dwiyanti (46) mengatakan, dalam beberapa kasus  beberapa kejadian yang menimpa para pelari marathon tiba-tiba anfal misalnya terkena serangan jantung.

“Kita di sini ingin mengedukasi jangan sampai ada anggapan dari masyarakat bahwa berlari itu berbahaya olahraga itu berbahaya,” ujarnya.

Kata Silvi,  hal pertama yang harus dipahami adalah manfaat berolahraga itu lebih besar di bandingkan dengan risiko-risikonya. Risiko ini sebenernya bisa diantisipasi dengan mengerti mekanisme tubuh kita, di mana dalam berolahraga atau berkatifitas fisik organ-organ seperti jantung, paru, organ seluruh tubuh yang bekerja lebih ekstra terutama seperti organ jantung pada kondisi-kondisi tertentu faktor resiko gangguan pada organ sangat tinggi.

“Dengan adanya healthy talk ini akan mengedukasi masyarakat awam bagaimana cara mengurangi risiko ini. Pertama kita harus mengenali diri kita sendiri, kemampuan kita, batasan kita, dilakukan secara continue tetapi bertahap dalam arti kata dalam durasi waktu, jarak yang akan ditempuh,” terangnya

Baca juga  Cepi Firmansyah, From Zero to Hero

Menurut Silvi, istirahat yang cukup, makanan dan nutrisi harus diperhatikan dalam mengikuti lomba marathon juga kosultasi dengan ahli gizi dan dokter adalah hal yang harus di perhatikan dalam acara dr silvi menerangkan sarapan adalah hal yang wajib seperti buah pisang dan roti, minuman elektrolit membatu dalam menahan keringat yang keluar jadi dehidrasi akan berkurang juga mengenal diri sendiri jangan melampaui batas kemampuan latihan jelasnya.

Dedy (42) menanyakan apakah boleh sebelum race melakukan donor darah? dr Silvi mengatakan tergantung modal awalnya, apabila hemoglobin atau sel darah merah knormalnya sudah kurang atau mendekati kurang darah lebih baik tidak di lakukan kecuali memang sudah rutin dilakukan dan modal awalnya sudah cukup bagus kalau begitu tidak masalah. [] Admin

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top