Kota Bogor

Mahasiswa Unpak Dianiaya di Shelter Transpakuan Tajur

BOGOR-KITA.com – Seorang mahasiswa Universitas Pakuan Bogor, Aldi Novianto (19), warga Ciawi, Kabupaten Bogor, menjadi korban penganiayaan sejumlah kelompok orang tak dikenal di halte Bus Transpakuan PT Unitex, Jalan Raya Tajur, Kota Bogor, Kamis (28/2/2019).

Menurut penuturan korban, kejadian penganiayaan berawal ketika dirinya hendak berteduh seusai pulang kuliah pada pukul 20:00 WIB. Saat itu, di depan Unitex hujan deras dan ia berinisiatif berteduh di shelter Trans Pakuan.

Dalam shelter, saat ia masuk, sudah terdapat 4 orang. Tak lama berteduh, salah seorang di antaranya dengan ciri-ciri berbadan kurus, tinggi, dengan lengan penuh tato serta telinga di tindik, langsung bertanya dan meminta sejumlah uang.

Baca juga  Satpol PP Akan Segel Kanopi Tajur Trade Mall

Korban mengelak dan mengaku tidak mempunyai uang. Tidak percaya, pria bertato tersebut langsung menggeledah korban dan merampas semua barang berharga. Sempat melawan, korban pun akhirnya dianiaya.

“Saya digeledah, ditonjokin karena ngelawan, mereka berempat, akhirnya karena terus memukuli saya pasrah. Uang ongkos saya untuk kuliah sebesar Rp200.000 diambil, handphone android saya juga direbut,” kata Aldi yang baru duduk di semester satu tersebut.

Setelah berhasil merampas semua barang berharga yang melekat pada korban, sekelompok orang tersebut langsung melarikan diri dengan menggunakan sebuah motor honda beat warna biru.

Beruntung, motor korban tidak ikut dirampas sehingga akhirnya anak belasan tahun tersebut dengan badan gemetar langsung pulang menuju rumahnya. Kejadian itu pun hanya diceritakan kepada keluarga saja dan tidak sempat melaporkan kepada pihak kepolisian.

Baca juga  Bima Arya Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Bantaran Sungai Ciliwung

Paman korban, Dedi Jumhana, mengaku menyesali adanya perbuatan kekerasan dan perampasan barang berharga milik keponakannya tersebut.

“Ya saya sesali masih ada tindakan premanisme di wilayah Bogor ini. Keponakan saya masih kecil, mau lapor malah takut. Kakak saya pun mau lapor juga menganggap ini musibah saja,” terang Dedi yang juga seorang jurnalis senior di Bogor.

Dedi berharap, kejadian tersebut tidak terjadi lagi kepada orang lain sehingga orangtua maupun anak merasa nyaman menjalankan aktivitas.

“Semoga tidak ada lagi yang menjadi korban begitu,” ujar pria yang malang melintang di dunia jurnalis tersebut. [] Fadil

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top