Oleh: Ade Yasin
(Bupati Bogor, Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor)
BOGOR-KITA.com, CIBINONG – Lebaran jatuh tangal 24 Mei 2020. Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB tahap ketiga di Kabupaten Bogor berlangung sampai tanggal 26 Mei 2020.
Ini berarti kita merayakan Lebaran dalam suasana PSBB. Kita sebut saja Lebaran kali sebagai Lebaran PSBB, atau Lebaran dalam suasana perang melawan corona yang mematikan.
Saya merasa perlu menamai Lebaran kali sebagai Lebaran PSBB, untuk mengingatkan kita semua bahwa Lebaran kali ini berbeda dengan Lebaran sebelumnya, berbeda dengan Lebaran yang pernah kita jalani sepanjang hidup kita.
Apabila pada Lebaran sebelumnya kita bebas melakukan aneka aktivitas yang sudah mentradisi dari tahun ke tahun, turun temurun, kali ini ada pembatasan.
Dalam hal Lebaran apa pembatasannya? Adalah, pembatasan pergerakan orang untuk bersilaturahmi, baik silaturahmi antara warga luar Kabupaten Bogor, maupun silaturahmi antara sesama warga Kabupaten Bogor.
Peristiwa silaturahmi ini-lah yang menjadi perhatian saya. Bagi saya peristiwa silaturahmi ini sangat serius. Di satu sisi, saya mengerti sepenuhnya, silaturahmi adalah suatu hal yang istimewa bagi seluruh umat Islam.
Tetapi di sisi lain, silaturahmi memicu terjadinya pergerakan orang, memicu terjadinya kontak fisik antara satu orang dengan orang yang lain. Kontak fisik dalam bentuk salam-salaman, cipika-cipiki, sungkem sembah dan lain sebagainya. Momentum silaturahmi juga memicu terjadinya kerumunan, yang lagi-lagi merupakan situasi empuk bagi penyebaran virus corona.
Semuanya melanggar protokol covid-19 yang mengharuskan setiap orang menjaga jarak satu sampai dua meter, antara satu orang dengan orang yang lain.
Oleh sebab itu, jika silaturahmi dibiarkan bebas, maka situasi corona yang terus membaik di Kabupaten Bogor, bisa meledak lagi, yang tentu saja merugikan kita semua.
Penularan corona di Kabupaten Bogor pada awalnya memang terjadi karena interaksi dengan Jakarta. Rata-rata warga Kabupaten Bogor yang sekarang dirawat di rumah sakit karena terkonfirmasi positif corona, terjadi karena interaksi dengan Jakarta. Tetapi, fakta sekarang ini adalah bahwa penularan juga terjadi di antara sesama warga Kabupaten Bogor.
Saya agak lega, karena Gubernur DKI Jakarta sudah mengeluarkan Peraturan Gubernur yang melarang warganya keluar dan masuk Jakarta. Ini berarti akan ada penjagaan atau pencegahan di Jakarta. Ditambah dengan penjagaan yang juga dilakukan di Kabupaten Bogor, maka penjagaan terhadap orang Jakarta masuk ke Kabupaten Bogor menjadi doble.
Peraturan Gubernur DKI Jakarta itu membuat Pemerintah Kabupaten Bogor bisa lebih konsentrasi menjaga pergerakan orang di wilayah Kabupaten Bogor, yang biasa dilakukan dari satu kampung ke kampung lain, dari satu desa ke desa lain, dan dari satu kecamatan ke kecamatan lain di Kabupaten Bogor untuk bersilaturahmi.
Saya berharap silaturahmi antar kampug, desa dan kecamatan ditahan dulu. Wakil Presiden, Bapak KH Maruf Amin juga sudah mengingatkan, silaturahmi bisa dilakukan secara virtual atau ditunda sampai corona berakhir.
Saya terutama memberikan perhatian khusus kepada kecamatan yang saat ini masuk sebagai zona merah covid-19.
Saya mengingatkan warga yang berada di zona merah covid-19 agar tidak bepergian bersilaturahmi ke daerah zona kuning atau hijau, atau warga yang berada di zona kuning dan zona hijau agar tidak masuk ke zona merah untuk menghindari terjadinya penularan antara sesama warga Kabupaten Bogor atau local tramsmission.
Mana-mana saja kecamatan yang masuk zona merah, adalah Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadeng, Rumpin, Gunung Sindur, Parung, Ciampea, Tajurhalang, Kemang, Ciomas, Tamansari, Bojonggede, Cibinong, Sukaraja, Caringin, Citereup, Babakan Madang, Gunung Putri, Ciawi, Cileungsi, Jonggol.
Saya sendiri sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan, juga sudah berpesan sampai kepada gugus tugas tingkat RT/RW untuk mencegah pergerakan orang dalam rangka silaturahmi itu tadi.
Bulan Ramadahan adalah bulan menahan diri, mulia penuh berkah, bulan kemenangan menuju fitri.
Saya mengajak semua warga Kabupaten Bogor juga menjadikan Ramadhan ini sebagai bulan kemenangan melawan corona dengan menahan diri bepergian bersilaturahmi dari satu kampung ke kampung lain, dari satu desa ke desa lain, dari satu kecamatan ke kecamatan lain di Kabupaten Bogor.
Jangan biarkan corona mendikte kita. Sebaliknya, kita harus menegakkan tekad, bersama kita bisa mengalahkan corona. Insya Allah. []