Kab. Bogor

IPB University Gelar Webinar Digitalisasi Inovasi Bagi Kedaulatan Pangan

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas), IPB University menggelar Webinar Hakteknas 2021 dengan tema “Digitalisasi Inovasi untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Indonesia” Kamis (5/8/2021). Webinar digelar dalam rangka memberikan pemahaman pentingnya pengembangan inovasi sebagai solusi masyarakat atas dampak COVID-19 serta mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia. Selain itu, webinar ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran bagaimana IPB University mengembangkan dan melakukan komersialisasi inovasi. Serta melakukan implementasi inovasi prospektif dan solutif melalui kemitraan yang sinergis.

“Hakteknas yang diperingati setiap 10 Agustus merupakan momentum bagi anak bangsa untuk mensosialisasikan hasil riset teknologi inovasi para inovator Indonesia sebagai solusi atas permasalahan di berbagai sektor,” ujar Prof Erika B Laconi, Wakil Bidang Inovasi dan Bisnis/Kepala Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University.

Prof Erika melanjutkan, produk-produk yang dihasilkan tentu saja diharapkan dapat mendorong kemandirian bangsa. Tidak hanya itu, produk hasil inovasi tersebut diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi secara nasional.

Sementara, Prof Arif Satria, Rektor IPB University memaparkan berbagai kontribusi inovasi IPB University dalam akselerasi agromaritim 4.0. Inovasi yang berhasil diciptakan IPB University mulai dari aplikasi pertanian 4.0 yang mengedepankan teknologi internet of Thing (IoT) hingga berbagai produk inovatif yang berkelanjutan.

Baca juga  Soebarjo Pegawai Pendopo 45 Mendapatkan Haknya

“Saya berterima kasih atas program Kedai Reka sebagai salah satu solusi hilirisasi teknologi dan suatu proses yang sangat baik . Dengan masuknya Kemendikbudristek merupakan berkah bagi kita sehingga proses koordinasi dan pengembangan teknologi inovasi semakin kuat. Semoga inovasi-inovasi IPB University dan perguruan tinggi lain di Indonesia semakin baik lagi,” ujar Prof Arif Satria.

Prof Arif Satria mengaku, IPB University telah membahas program terkait ekosistem pertanian digital di Indonesia. Program tersebut merupakan kerja sama antara World Bank, Microsoft, dan Kementerian Pertanian. Dengan demikian, diharapkan dapat melakukan akselerasi transformasi pertanian 4.0 serta dapat memberikan multiplier effect untuk pertanian Indonesia.

Adapun Prof Nizam, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dalam sambutannya menyebutkan perguruan tinggi menjadi salah satu elemen penting sebagai penghasil sumber daya manusia unggul dan kreatif demi menciptakan berbagai inovasi yang solutif. Dirinya menyebut, pertanian nasional masih menjadi tugas besar bagi bangsa. Oleh sebab itu, daya dukung dan usaha gotong royong dari semua pihak diperlukan untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

“Jadi, dengan Kampus Merdeka ini, dapat digunakan untuk akselerasi dan hilirisasi karya-karya dari IPB University yang membawa produk-produk ke masyarakat dan dari masyarakat kembali ke kampus serta mahasiswa sebagai agen perubahan dan menjadi sumber daya unggul yang produktif, bersama-sama mengerakkan kedaulatan pangan kita,” jelasnya.

Baca juga  IPB University dan CV Nuansa Baru Kerjasama Hilirisasi Ransum Indigofera

Dr Arief Daryanto, Dekan Sekolah Vokasi IPB University turut menyinggung tentang model Teaching Factory berbasis digital dan strategi membangun ekosistem kewirausahaan. Teaching factory di pendidikan tinggi vokasi merupakan proses pembelajaran yang menggabungkan tiga kompenen yakni riset, inovasi, dan pendidikan yang efektif meningkatkan kompetensi lulusan. Implementasinya dapat dilakukan secara hybrid yakni kombinasi tatap muka dan virtual.

Teaching Factory tersebut telah diterapkan bagi industri ayam pedaging dengan model closed house. Secara umum, karakteristik dan performa peternakan dengan closed house akan lebih baik dibandingkan open house.

“Karena tuntutan daya beli masyarakat yang tinggi, tidak hanya mementingkan kuantitas namun kualitas dan ancaman penyakit hewan. Jadi saat ini, di masa pandemi COVID-19, konsumen mementingkan keamanan pangan, semoga model Closed House ini dapat menjadi gambaran pembelajaran,” ungkapnya.

Tidak hanya teaching factory, Agribusiness and Technology Park (ATP) IPB University juga memiliki peran penting sebagai salah satu kawasan inovasi IPB University dan pengembangan agribisnis terpadu. Aspek produksi dan pemasaran dikemas dalam satu paket kegiatan melalui pendampingan dan pemberdayaan petani, seperti yang disebutkan oleh Dr Dwi Guntoro, Asisten Stasiun Lapang Direktorat Bisnis IPB University. Tujuan utamanya yakni meningkatkan promosi dan diseminasi teknologi dan inovasi IPB University kepada masyarakat serta meningkatkan pendapatan petani melalui kemitraan.

Baca juga  Lahan Tidak Milik, Penghuni Tak Dapat Bantuan Rutilahu

Dr Zaenal Abidin, Pakar Nanomaterial Berbasis Zeolit IPB University menjelaskan salah satu pengembangan inovasi hasil kerja sama IPB University dan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) adalah pembuatan prototipe mini oksigen konsentrator dengan kapasitas 5-10 liter. Inovasi tersebut diinisiasikan demi memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat di kala pandemi. Alat tersebut dirancang dengan pengaplikasian zeolit nano poros material bahkan dibuat sendiri dengan kualitas yang diinginkan sehingga nantinya tidak lagi impor dari China.

Acara yang dimoderatori Dr Tri Prartono, Wakil Kepala Bidang Inovasi dan Alih Teknologi LKST IPB University ini diikuti peserta para pimpinan perguruan tinggi di Indonesia, para pejabat pemerintah daerah, para pimpinan asosiasi, mitra kerjasama, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta dosen dan mahasiswa berbagai kampus di Indonesia. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top