Kota Bogor

Inovasi Digital Penting Demi Membangun Model Bisnis Agromaritim yang Menyejahterakan Petani

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Direktorat Publikasi Ilmiah dan Informasi Strategis (DPIS) IPB University menggelar diskusi The 29th IPB Strategic Talks “Inovasi Digital untuk Membangun Model Bisnis Agromaritim yang Inklusif dan Menyejaterakan”, Kamis (30/9/2021).

Dr Kasdi Subagyono, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian RI hadir dalam acara ini. Ia mengatakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berperan penting pada pembangunan pertanian. Apalagi IPB University telah memberikan konsep agromaritim yang lebih komprehensif.

“Inovasi TIK berbasis Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) telah diterapkan  dalam pengembangan Agriculture War Room (AWR) untuk memberikan kemudahan bagi pimpinan dalam mengambil keputusan secara cepat dan akurat. Pemanfaatan AWR di antaranya untuk pemantauan budidaya pertanian, monitoring ketersediaan dan distribusi pangan, sarana pelatihan petugas, dan sarana penyuluhan petani,” ujarnya.

Menurutnya, Kementan juga mengembangkan kegiatan Toko Tani Indonesia sebagai model pendekatan rantai pasok untuk bisa menstabilisasi harga.  Tidak hanya itu, pengembangan lebih modern dilakukan melalui kerjasama dengan beberapa e-commerce dan transportasi online.

Baca juga  Tips Cermat Membaca Label Pangan Olahan

“Kebijakan ini untuk mendukung ketersediaan pangan selama pandemi. Sehingga kepastian harga bisa didapatkan dan pengelolaan distribusi bahan pangan lebih efisien,” imbuhnya.

Kementan, lanjutnya, sangat mendukung upaya-upaya anak muda dalam mengembangkan tata kelola. Baik itu dari hulu ke hilir hingga pasarnya, itu adalah inovasi dan kreativitas anak muda yang luar biasa. Teknis dan tata niaga produk agrikultur hingga fintech dikembangkan.

Hadir sebagai narasumber, Prof Muhammad Firdaus, Guru Besar IPB University dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Ia menyebutkan digitalisasi dalam agromaritim akan memberikan jawaban terhadap tantangan produktivitas, kepastian harga dan karakter industri.

Ia memberikan beberapa contoh opsi skema penerapan digitalisasi pertanian. Di antaranya pertanian presisi. Contohnya fertigasi, pengendalian hama dengan drone dan penerapan block chain untuk permasaran.

Menurutnya, penerapan TIK telah dilakukan oleh pelaku di sisi rantai pasok dan data manajemen, keuangan digital, dan pertanian presisi. Digitalisasi Standard Operasional Prosedur (SOP) hingga pembelajaran dari penerapan IDEAs (Irrigation Digital Ecosystem Apps) seharusnya dapat dilakukan untuk mempercepat digitalisasi pertanian.

Baca juga  FEM IPB Gelar Pelatihan Manajemen Risiko

“Jadi teman-teman tidak mungkin menerapkan digitalisasi itu di sub aspect. Dia harus menerapkan secara ekosistem, itu yang paling penting. Ini dilakukan mulai dari penyediaan input, pembiayaan, perbaikan teknologi, hingga implementasinya,” sebutnya.

Kolaborasi IDEAs dengan penyedia informasi, menurutnya, diperlukan untuk membangun pertanian secara masif. Tidak bisa lagi secara ego sektoral namun harus secara inklusif. Evaluasi penerapan IDEAs selama tiga tahun menghasilkan peningkatan produktivitas. Petani juga tidak lagi takut mengambil risiko.

“Penerapan lain seperti model inklusif closed-loop sebagai learning center seperti food estate, korporasi petani dan kampung horti juga penting. Skema tersebut merupakan strategi untuk menerapkan digitalisasi dengan kondisi pengusahaan lahan kecil-kecil (toward corporate farming),” imbuhnya.

Baca juga  Alumni IPB: Smart Skills dan Sharp Skills Kunci Sukses

Sementara itu, Astri Purnamasari, Director of Corporate Affair TaniHub Group mengatakan bahwa TaniHub membangun ekosistem digital pertanian. “TaniHub mampu mengatur keuangan dan memaksimalkan platform digital sehingga meningkatkan serapan hasil pertanian. Dengan TaniHUb, petani dibantu mulai precultivation hingga proses kultivasi termasuk transfer pengetahuan,”ungkapnya.

TaniHub, katanya, mengembangkan aplikasi sebagai one stop solution untuk memudahkan distribusi hasil tani dari mitra. Selain itu, capacity building dan community development melalui tani academy dan tani foundation juga dilakukan untuk menciptakan tanipreneur.

“Banyak inisiatif yang dibuat oleh rekan-rekan TaniHub Group. Semata-mata demi membuka pasar seluas-luasnya supaya lebih banyak lagi hasil pertanian yang kita serap. Salah satu inisiatif lainnya, kita bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan IPB University membuat Cultivhacktion untuk bersama menyelesaikan permasalahan pertanian melalui ide segar dari masyarakat. Kolaborasi menjadi kata kunci untuk menyelesaikan pertanian Indonesia,” jelasnya. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top