Kab. Bogor

Data Desa Presisi Gagasan IPB Semakin Moncer

Dr Sofyan Sjaf

BOGOR-KITA.com, CIREBON – Konsep data desa presisi atau DDP yang digagas IPB University semakin moncer.

Hal ini diketahui dari rapat Pembahasan Persiapan Pengembangan Program Data Desa Presisi (DDP) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Cirebon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, 9 April 2021 lalu,

Dalam rilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Selasa (13/4/2021) disebutkan,  rapat tersebut antara lain dihadiri oleh Bupati Cirebon Drs Imron Rosyadi, Kepala Balitbang, Anggota DPR-RI Komisi IV asal Indramayu, Ono Surono, Sekda Kabupaten Cirebon Drs Rahmat Sutrisno serta para staf Pemkab Cirebon.

Dari LPPM IPB University hadir Ketua Unit Desa Presisi (UDP) Lukman Hakim, Koordinator Tim Spasial UDP La Elson, Koordinator Tim Teknologi Informasi UDP Afan Ray Mahardika, Koordinator Tim Komunikasi UDP Badar Muhammad, dan staf Bidang Pengabdian kepada Masyarakat LPPM IPB University Danang Aria Nugroho.

Baca juga  Sofyan Sjaf Usulkan Kabupaten Pangandaran jadi Pusat Desa Maju Wisata dengan Data Desa Presisi

Anggota DPR Ono Surono, yang juga Ketua DPD PDIP Jawa Barat bahkan mengatakan, sudah ada arahan dari Presiden mengenai data desa presisi.

‘Saya optimis arahan Presiden bisa diwujudkan setahun lagi. Tahun 2022 kita targetkan semuanya sudah memiliki data desa presisi atau DDP. Untuk itu, perlu disosialisasikan kepada para kepala desa bahwa desa perlu sadar bahwa Data Desa Presisi ini menjadi kebutuhan penting bagi desa,” kata Ono Surono.

Bupati Cirebon Imron Rosyadi berharap bisa segera merealisasikan harapan Ono Surono. Menurutnya, dari Data Desa Presisi ini semua menjadi sadar bahwa data menjadi sangat penting dalam perencanaan pembangunan.

“Kita sangat menginginkan Cirebon memiliki data yang valid seperti ini. Saya akan memastikan adanya perencanaan program yang segera dilaksanakan dan mendukung penuh DDP,” ujar Bupati Cirebon ini.

Baca juga  Dinkes Kabupaten Bogor Perlu Libatkan Civil Society Menuju Zero Gizi Buruk

Lalu apa kata Dr Sofyan Sjaf yang dikenal sebagai penggagas data desa presisi?

“Jauh sebelum adanya Data Desa Presisi (DDP), kami menyadari bahwa desa belum memiliki data yang akurat yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan,” katanya.

Wakil Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) bidang Pengabdian kepada Masyarakat IPB University ini membeberkan tentang carut-marut pendataan yang masih terjadi.

“Hasil riset kami menunjukkan banyak error dari data Podes yang tidak sesuai dengan kondisi aktual desa. Data Bansos, RPJMDes banyak yang copy paste,” ujar Dr Sofyan Sjaf.

Data Desa Presisi, imbuhnya, dibangun dari bawah ke atas secara bottom up, dengan beragam pendekatan mulai dari spasial, sensus, partisipatif, dan teknologi digital. [] Admin

Baca juga  Kemenhub Upayakan Bangun Fly Over di Simpang Ciawi

 

 

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top