BOGOR-KITA.com – Walikota Bogor Bima Arya mengatakan pada 2016 mendatang pemerintah akan melakukan re-routing trayek angkot di Kota Bogor. Program re-routing tersebut yakni akan merampingkan sejumlah trayek angutan umum dengan membangun Bus Rapid Transit (BRT).
“Penertiban ini akan dilakukan secara bertahap, karena dari 8.000 angkot hanya menjangkau 40 persen wilayah Bogor dan kami ingin meningkatkan supaya bisa menjangkau 80 persen wilayah Kota Bogor dan sekitarnya,” ujar pada forum Bogor Economic Summit di Nusantara Ballroom, Kantor BKPM Republik Indonesia, Rabu,(16 /12.2015).
Bima menjelaskan, nantinya akan dibangun tujuh koridor yang sudah menjadi rencana induk dan mempersiapkan Bus Trans Pakuan. Namun, pada 2016 mendatang Pemerintah Kota Bogor akan fokus untuk membangun satu koridor percontohan dengan trayek Bogor-Bubulak. Selain itu, Pemkot Bogor juga akan membuat badan hukum untuk angkutan umum. Menurut Bima, saat ini sebanyak 60 persen angkutan umum di Bogor sudah berbadan hukum. “Ini menuju mekanisme pengaturan yang lebih profesional lagi untuk transportasi,” kata Bima.
Hadir pada kesempatan tersebut, Kepala BPMPT Propinsi Jabar, Dadang Mohamad.
Jabar sampai saat ini dijuluki sebagai Propinsi yang bersahabat dengan investor. Propinsi tersebut mampu meraup investasi dengan nilai terbesar di Indonesia baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
“Nilai investasi Jabar merupakan yang terbesar di Indonesia. Realisasi PMDN dan PMA periode 2014 mencapai Rp 61 triliun atau 23,5 persen dari total pencapaian investasi nasional. Dan sampai dengan Juni 2015, realisasi investasi PMA dan PMDN Jabar yang tertinggi di Indonesia dengan nilai Rp 71,4 triliun,” ujar Dadang
Propinsi Jabar, menurut Dadang layak menjadi sahabat para penanam modal karena sederet potensi dan fasilitas untuk meraup peluang bisnis di Propinsi tersebut. Dijelaskannya, Jabar memiliki basis sumber daya manusia terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 46 juta jiwa pada tahun lalu. Jumlah ini 18 persen dari total penduduk Indonesia.
“Jabar juga merupakan pusat industri manufaktur, pendidikan, litbang dan hankam, punya 25 kawasan industri strategis yang tersebar di 5 Kabupaten atau Kota. Berada di wilayah strategis berbatasan langsung dengan Ibukota dan menyumbang pertumbuhan 14,33 persen ke PDB nasional, PMA dan PMDN 34,46 persen lebih terhadap nasional, juga produsen beras utama,” jelasnya.
Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) , Lestari Indah mendukung upaya pemerintah kota untuk membangun jaringan transportasi yang kuat. Ini akan sejalan dengan upaya pemerintah pusat untuk mendorong pembangunan infrastruktur, nilai realisasi investasi hingga triwulan III 2015, investasi di bidang infrastruktur mencapai Rp 90,5 triliun, tumbuh 12,4 persen dibandingkan tahun lalu. Dari investasi tersebut, subsektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi mencapai Rp 52,59 triliun dengan total 505 proyek.
Ia menyampaikan bahwa tidak hanya realisasi investasi yang meningkat, dari sisi komitmen investasi juga meningkat. Periode Januari-September 2015, BKPM telah menerbitkan izin prinsip penanaman modal senilai hampir Rp 1.300 triliun rupiah atau naik 36 persen.
“Sektor infrastruktur mencatat nilai komitmen tertinggi, Rp 570 triliun atau setara dengan 43,84 persen. Ini menunjukkan sektor infrastruktur, termasuk di dalamnya transportasi masih sangat menarik bagi investor,” ujarnya. [] Admin