Terdampak Pembangunan Jembatan Setu Asem, Paguyuban Pedagang Kayumanis-Kencana Ngadu ke DPRD
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Paguyuban pedagang Kayumanis-Kencana yang terdampak pembangunan jembatan Setu Asem, Kelurahan Mekarwangi, Kecamatan Tanah Sareal mengadu ke Fraksi Kebangkitan Bintang Restorasi (KBR) DPRD Kota Bogor.
Kedatangan paguyuban pedagang Kayumanis-Kencana DPRD Kota itu untuk meminta solusi bahwa dengan ditutupnya jalan Kayumanis akibat adanya pembangunan jembatan Setu Asem sangat merugikan pedagang karena tidak adanya pembeli.
Paguyuban pedagang Kayumanis-Kencana yang diwakili oleh koordinator paguyuban Endang Setiawan diterima langsung oleh Sekretaris Komisi II Lusiana Nurissiyadah di ruang Fraksi Kebangkitan Bintang Restorasi (KBR), Kamis (17/6/2021).
Lusiana mengatakan para pedagang di Jalan Kayumanis yang terdampak pembangunan jalan dan jembatan Setu Asem merasa keberatan dengan adanya penutupan jalan tersebut, sebab tidak ada pemberitahuan dari RT, RW, kelurahan maupun kecamatan.
Bahkan, para pedagang mengalami penurunan omzet semenjak jalan tersebut ditutup total.
“Pada saat ditutup dan hanya dilalui kendaraan roda dua omzet para pedagang di sekitar pembangunan jembatan itu turun 50 persen, bahkan setelah ditutup total omzet mereka turun kembali hingga 80 persen, sehingga mengganggu perekonomian para pedagang,” ucap Lusiana.
Dengan demikian, kata Lusiana permasalahan ini harus ada duduk bersama antara pedagang di sepanjang jalan Kayumanis hingga Kencana dengan stekholder seperti RT, RW, Lurah dan Camat untuk mencari solusi bersama.
“Ada beberapa usulan opsi yang mereka sampaikan kepada saya, pertama pada saat pengerjaan pembangunan selesai ingin ada roda dua yang lewat, sehingga para pedagang masih bisa berjualan dan penurunan omzetnya tidak terlalu drastis,” kata Ketua Fraksi KBR ini.
Untuk itu, ia berharap Camat, Lurah, RT dan RW duduk bersama dengan pedagang, karena pedagang itu memiliki pegawai dan keluarga yang perlu di nafkahi dan itu harus di pikirkan bersama sama.
“Paguyuban pedagang juga mengirim surat kepada Wali Kota dan ketua DPRD Kota Bogor. Selain itu saya juga berharap ada disposisi ke kami di komisi II untuk mencari solusi bersama jangan sampai pedagang merasa dirugikan dengan adanya penutupan jalan teraebut,” paparnya.
Sementara, Koordinator Paguyuban pedagang Kayumanis-Kencana, Endang Setiawan menuturkan pedagang di jalan Kayumanis-Kencana merasa belum ada pemberitahuan atas adanya pembangunan jembatan yang berdampak melumpuhlan ekonomi pedagang di sekitar pembangunan jembatan.
Dengan demikian, lanjut Endang para pedagang meminta solusi keberbagai pihak agar bisa kembali berjualan.
“Kami di sini meminta semua instansi mulai dari anggota DPRD, Wali Kota, Lurah dan Camat memberikan solusi terbaik, sehingga pedagang di sekitar proyek bisa bertahan sampai pelaksanaan proyek itu selesai, karena proyek tersebut dikerjakan dalam waktu empat bulan,” jelas Endang.
Menurut Endang sebanyak 59 pedagang yang terdampak pembangunan jembatan itu sangat mendukung proyek pembangunan jalan dan jembatan, karena itu merupakan kepentingan bersama. Namun dirinya meminta proyek tersebut tidakmenghilangkan mata pencaharian para pedagang.
“Saya mengusulkan jika ada pengerjaan, jalan silahkan ditutup, tapi jika pengerjaan sudah selesai saya minta jalan itu dibuka untuk roda dua saja, karena ketika jalan dibuka berharap ada pemasukan dan bisa melakukan jual beli,” harapnya. [] Ricky