Terminal Baranangsiang Bogor
BOGOR-KITA.com– Realiasi optimalisasi Terminal Baranangsiang tinggal satu langkah lagi, yakni melakukan public hearing, atau dengar pendapat dengan masyarakat dari berbagai kalangan, terutama warga sekitar. Penegasan ini dikemukakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat di Bogor, Rabu (7/1).
Rencana Optimalisasi Terminal Baranangsiang yang menelan investasi sebesar hampir setengah triliun, yang digulirkan sejak Kota Bogor dipimpin Walikota Diani Budiarto ditandai satu persoalan krusial, terkait rencana membangun mal dan hotel mewah di dalamnya. Optimalisasi dikhawatirkan lebih pada fungsi mal dan hotel mewah, bukan pada fungsi terminal. Karena itu pula, siteplan optimalisasi kemudian diredesign. Kini pihak investor sudah membuat design baru, dan sudah diserahkan kepada Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto.
Menurut Ade Sarip, sebelum disetujui walikota, design baru tersebut terlebih dahulu akan dipresentasikan kepada warga melalui public hearing.
“Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor harus mempersiapkan public hearing, apakah siteplan baru itu sudah sesuai atau belum dengan keinginan warga sekitar,” kata Ade Sarip.
Ade mengemukakan, optimalisasi harus dilakukan secepatnya. Karena itu, pihaknya juga sudah meminta DLLAJ untuk melakukan public hearing secepatnya.
Kepala DLLAJ Kota Bogor, Achsin Prasetyo menambahkan, optimalisasi terminal harus mengutamakan fungsi terminal. Artinya, fungsi terminal harus tetap menjadi utama, dengan kapasitas minimal sama dengan yang sekarang.
Ketua Komisi C DPRD Kota Bogor, Yus Ruswandi juga turut mengomentari persoalan Terminal Baranangsiang yang tak kunjung dilakukan pembangunannya.
“Saya kira sudah kami diskusikan dengan walikota agar optimalisasi terminal itu segera dilakukan meski kami tidak bisa masuk kedalam ranah teknis,” kata Yus. Yus menegaskan, pihaknya juga mendukung keberadaan PT PGI sebagai investor.[] Harian PAKAR/Admin