Laporan Utama

Rektor IPB University: Penataan Wilayah Butuh Big Data

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Era saat ini sering disebut sebagai era yang penuh ketidakpastian. Perkembangan teknologi menyebabkan banyak perubahan dan lebih dipercepat lagi dengan munculnya pandemi COVID-19. Perencanaan pembangunan harus bisa merespon keadaan ini dengan mempersiapkan data dan sistem informasi yang kuat.

“Era pandemi ini memang penuh ketidakpastiaan. Syarat untuk bisa adaptif, kita harus punya mindset dan pandangan baru. Kecepatan perubahan yang begitu dahsyat memerlukan kemampuan berkolaborasi dan fleksibilitas. Selanjutnya juga kelincahan dan kreativitas. Kemampuan inilah yang diperlukan untuk menghadapi perubahan yang sulit digambarkan,” ungkap Prof Dr Arif Satria, Rektor IPB University dalam sambutanya di kegiatan webinar Program Studi Perencanaan Wilayah IPB University, Senin (20/7/2020).

Prof Arif juga menambahkan penataan wilayah harus mengikuti trend yang ada. Ruang publik dibentuk berdasarkan kebutuhan hari ini. Syaratnya adalah kita punya big data untuk menyesuaikan perubahan yang ada. Data yang diolah dengan cara kreatif dan inovatif akan menghasilkan solusi terbaik yang dibutuhkan.

Baca juga  Proyek Bendungan Cibeet dan Cijurey Dimulai, Jalur Puncak 2 Dibiayai APBN 

Dr Ernan Rustiadi, dosen IPB University yang merupakan ahli perencanaan wilayah menyebutkan bahwa Indonesia memiliki keragaman kultur dan karakteristik wilayah. Hal ini mengharuskan setiap daerah otonom kabupaten, kota dan desa menuntut perlakuan yang berbeda. Sehingga kapasitas basis data harus ditingkatkan sejalan juga dengan ditingkatkannya kapasitas sumber daya manusia.

“Perancanaan wilayah di masa depan tidak dapat dihadapi dengan cara biasa. Diperlukan wawasan dan visi yang kuat dalam basis kerjasama dan jaringan yang kuat. Era ini bukan untuk dihindari tapi harus disikapi secara rasional, sistem informasi dan keputusan-keputusan tepat,” ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB University ini.

Baca juga  Di Inggris, Rektor IPB University Promosikan Inovasi Sosial dan Hilirisasi Riset

Menurutnya, ilmu pengetahuan dan teknologi menyediakan stok informasi dan best practice yang bisa dikelola untuk masa depan. Setiap pihak harus bisa mengubah sikap dan mindset yang lebih lincah dan adaptif terhadap perubahan. Selain itu juga penguatan-penguatan kapasitas untuk mengenal dan berfikir kompleks.

Sementara itu Dr Baba Barus, Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan (ITSL), Fakultas Pertanian IPB University kembali menyebut tentang pentingnya big data. Makna big data adalah sebuah media penyimpanan data yang menawarkan ruang tak terbatas. Serta kemampuan untuk mengakomodasi dan memproses berbagai jenis data dengan cepat. Penggunaan big data saat ini sudah banyak digunakan dalam pembangunan spasial publik.

Baca juga  Akademisi Unpak Dorong DPRD Responsif Ingatkan Bima Arya Terbitkan Perwali Disabilitas

“Perencanaan dan pengembangan wilayah memerlukan data yang besar. Era digital ternyata muncul bentuk layanan baru dengan gagasan penciptaan nilai tambah. Big data diinventarisasi dalam ruang virtual perangkat lunak. Hal ini akan mempermudah analisis dan sitesis, serta permodelan data,” tambah Dr. Baba.

Dr Budi Situmorang, Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah (PRPT) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Dr Budi mengungkap karakter baru dalam mengelola pemanfaataan ruang adalah kesiapan terhadap ketidakpastian. Caranya dengan menerapkan modul simulasi dan analisa dampak.

“Kepastian adalah ketidakpastian itu sendiri. Merespon perubahan yang sangat dinamis dilakukan dengan memodifikasi produk pengendalian pemanfaatan ruang menjadi lebih responsif dan fleksibel. Hal ini membutuhkan kerja keras dari seluruh pihak,” tutup Dr Budi Situmorang. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top