Potensi bisnis properti di Bogor masih terbuka. Kondisinya berbeda dengan beberapa wilayah di Indonesia, yang sudah mulai jenuh seperti Bekasi dan sebagian di Tangerang.
JAKARTA – Potensi bisnis properti di Bogor masih terbuka. Kondisinya berbeda dengan beberapa wilayah di Indonesia, yang sudah mulai jenuh seperti Bekasi dan sebagian di Tangerang.Hal ini terungkap dari penelitian Indonesia Property Watch (IPW) tentang pergerakan bisnis properti di beberapa kawasan di Tanah Air yang dikutip dari situs resminya ,Minggu (12/10).
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda dalam situs resminya mengatakan, selain Bogor, terdapat beberapa wilayah yang potensi bisnis propertinya masih berpotensi, seperti Surabaya
enunjukkan tanmulai menunjukkan tanda-tanda kejenuhan. Bandung misalnya, untuk bisnis hotel mulai mengalami kejenuhan. Namun untuk kondotel masih ada potensi. Sementara Jakarta, untiuk trade center dan apartemen mewah mulai jenuh, sedang untuk property apartemen menengah masih berpotensi di lokasi non central distric bisnis. Untuk Bogor, potensi property untuk kondotel dan perumahan menengah masih berpotensi. Berikut potensi bisnis property di beberapa wilayah di Indonesia. = PBS
Bogor:
Kondotel masih berpotensi.
Perumahan menengah masih berpotensi.
Jakarta:
Trade center masih jenuh.
Apartemen mewah mulai jenuh.
Potensi apartemen menengah office di beberapa lokasi non CBD.
Bandung:
Hotel budget mulai memasuki tahap jenuh.
Kondotel di beberapa lokasi masih ada potensi
Malang:
Apartemen menengah mahasiswa masih berpotensi
Yogyakarta:
Hotel budget mulai jenuh
Bali:
Hotel budget relatif sudah jenuh, terjadi perang tarif.
Vila masih berpotensi di beberapa lokasi
Makassar:
Peluang perumahan menengah dan komersial
Surabaya:
Apartemen dan perkantoran berpotensi bangkit
Tangerang:
Rumah mewah memasuki tahap jenuh.
Apartemen menengah hati-hati.
Rumah menengah sangat berpotensi.
Komersial sedang tumbuh.
Depok:
Hati-hati over supply apartemen menengah.
Rumah menengah berpotensi.
Medan:
Peluang sektor komersial.
Bekasi:
Hati-hati over supply apartemen menengah