Pilbup Bogor 2024: Diikuti Satu Paslon Atau Head to Head Golkar VS Gerindra
BOGOR-KITA.com, BOGOR – KPU Kabupaten Bogor pada tanggal 28 Juni 2024 telah memutuskan tidak ada pasangan calon dari jalur perseorangan pada Pilkada Kabupaten Bogor 2024 mendatang.
Pasca keputusan KPU Kabupaten Bogor tersebut, tentu akan berpengaruh terhadap peta kekuatan politik menjelang pilkada. Bahkan Pilkada Kabupaten Bogor tahun 2024 ini berpotensi hanya diikuti oleh satu pasangan calon atau calon tunggal melawan kotak kosong.
Potensi ini bisa terjadi jika Koalisi Indonesia Maju (KIM) tereplikasi di pilkada Kabupaten Bogor, terutama menyatunya kekuatan politik partai Golkar dan partai Gerindra.
Dengan komposisi Calon Bupati Ade Ruhandi berpasangan dengan calon wakil bupati Rudy Susmanto.
Besar kemungkinan ketika dua kekuatan tersebut menyatu tidak ada indikasi pasangan calon lain yang bisa mendapatkan rekomendasi 20 % kursi dari DPP Partai.
Namun sebaliknya, kekuatan partai lain akan merapat ke KIM Bogor tersebut. Tentu saja dengan berbagai komunikasi politik yang harus dijalankan oleh KIM tersebut dengan partai-partai lain. Sehingga jika ini terjadi, pelaksanaan pilkada tidak akan mengalami eskalasi yang cukup berarti.
Selain itu ketika pasangan calon ini terpilih, maka berpotensi keterjagaan sinergitas, baik di tingkat lokal maupun harmonisasi penataan pemerintah Kabupaten Bogor dengan pemeritah pusat.
Walaupun tentu saja bukan tidak ada preseden calon tunggal dikalahkan oleh kotak kosong.
Hal ini pernah terjadi di kota Makassar pada yang lalu. Namun jika kedua kekuatan tersebut pecah kongsi, artinya partai Gerinda dan partai Golkar berhadapan di pilkada, sudah hampir dipastikan pilkada Kabupaten Bogor akan diikuti dua pasangan calon, yakni poros kekuatan partai Gerindra entah Iwan Setiawan atau Rudy Susmanto yang direkomendasikan melawan poros kekuatan partai Golkar dengan Ade Ruhandi sebagai calon Bupati Bogor.
Dari informasi yang saya dapatkan, jika ini terjadi partai politik yang akan merapat bergabung dengan partai Golkar adalah PAN, Partai Demokrat, PKB, PPP, Nasdem dan PDIP.
Sedangkan potensi yang akan bergabung dengan partai gerindra adalah, PKS, Partai Nadem. Tentu saja jika ini terjadi maka pilkada Kabupaten Bogor akan penuh dengan dinamika.
Terlebih berhadapan head to head sejak awal. Sehingga eskalasinya akan lumayan hangat.
Bahkan akan cenderung meninggalkan “bekas” setelah kontestasi selesai. Adapun calon yang lain seperti Elly Yasin sampai hari ini baru PPP yang mengusung, belum ada komunikasi produktif dengan partai lain, sehingga jika pun akan terus maju realistisnya menjadi calon wakil bupati. Sedangkan Rike Iskandar dan Sulhajji Jompa sampai saat ini belum terlihat indikasi akan mendapatkan dukungan dari partai politik manapun.
Sehingga dengan peta politik di atas, jika KIM terwujud di Pilkada Kabupaten Bogor sudah bisa dipastikan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupatinya. Namun jika KIM pecah kongsi di Pilkada Kabupaten Bogor, sangat mungkin potensi calon wakil bupati dari ketiga nama tersebut, yaitu Elly Yasin, Rike Iskandar dan Sulhajji Jompa. [] Yusfitriadi/ Pengamat Politik Lembaga Studi Visi Nusantara