Pemkot Bogor akan Integrasikan 4 Kawasan, Masjid Agung, Alun-alun, Pasar Blok F, Stasiun
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan integrasikan empat kawasan, meliputi kawasan Masjid Agung, Alun-alun, Pasar Blok F dan Stasiun Kereta Api Bogor Kota.
Rencana pengintegrasian ini dibahas dalam Rapat Koordinasi (Rakor) yang dipimpin Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Senin (23/11/2020).
Dedie mengatakan, rakor ini mencoba mengintegrasikan antara Blok F dengan Masjid Agung dengan membuat jembatan penghubung dari Blok F ke Masjid Agung.
“Tujuannya untuk memakmurkan masjid, dengan target sasaran jamaah yang diprioritaskan para pedagang di pasar. Ini masih dalam tahap pertimbangan akan dibicarakan khusus,” ujarnya.
Selain itu, terkait akses dari Alun-alun Bogor ke Masjid Agung memang belum ada, sehingga pada rencana pembangunan Masjid tahap berikutnya pihaknya memprioritaskan untuk membangun tangga dari Alun-alun ke Masjid Agung.
Namun jika tangga dari Alun-alun ke Masjid Agung dibangun, maka Jalan Nyi Raja Permas mnjadi buntu alias tidak ada lagi akses dari Jalan Dewi Sartika. Hal ini akan berdampak pada seluruh PKL pindahan dari Dewi Sartika.
Solusinya, imbuhnya, nanti PKL ini diprioritaskan masuk ke lantai satu, tiga dan empat Blok F. “Mereka akan didata ulang oleh Perumda Pasar Pakuan Jaya bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM,” katanya.
Dedie menjelaskan, masuknya PKL yang ada di Jalan Nyi Raja Permas ke Blok F juga bukan hanya karena jalan menjadi buntu, tetapi juga karena PKL sudah menutup saluran air dengan semen. “Saluran air yang ditutup tersebut akan dibongkar, sementara di jalan dekat Masjid Agung akan dibuat box curver untuk saluran sambungan Dewi Sartika ke Stasiun Bogor,” kata Dedie.
Jadi, imbuhnya, ini penataan secara menyeluruh, tidak mungkin bangun Alun-alun, Masjid Agung, Blok F dan Stasiun Bogor tanpa membereskan drainasenya, karena air akan meluap
Dedie menambahkan, terkait pembangunan Masjid Agung akan dilanjutkan. Sampai akhir tahun masyarakat bisa memanfaatkan lantai dasar Masjid. Tahun depan Masjid diproyeksikan bangun konstruksi baru dan atap. Mengingat hasil dari rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi dan dari Balitbang PUPR atap Masjid tidak boleh menopang pada konstruksi saat ini, sehingga harus membuat kontruksi baru.
“Itu sedang kita hitung ulang berapa kebutuhan anggaran yang rill untuk 2021 membangun atap dan konstruksi baru masjid. Jadi, perkiraan kebutuhan Rp 40 miliar, uang yang ada baru Rp 34,5 miliar dari APBD Kota, sisanya apakah dari perubahan atau bisa coba lakukan revisi sebelum pagu definitifnya diketuk,” pungkasnya. [] Hari/Humas Pemkot Bogor