Kab. Bogor

Pakar Nyamuk IPB Jelaskan Mengapa Nyamuk Pembunuh No 1 Dunia

BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Anda pasti heran mengapa ada Hari Nyamuk. Bahkan Hari Nyamuk diperingati di seluruh dunia yang dikenal dengan Hari Nyamuk Sedunia yaitu tanggal 20 Agustus pada setiap tahunnya.

Dalam rilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Kamis (22/10/2020), Guru Besar IPB University dari Fakultas Kedokteran Hewan, Prof Dr drh Upik Kesumawati Hadi menjelaskan, bahwa Hari Nyamuk Sedunia dimulai pada tahun 1897 oleh Dr Ronald Ross dari Liverpool School of Tropical Medicine.

“Dr Ronald Ross adalah dokter militer Inggris yang melakukan penelitian tentang penularan malaria yang banyak menimbulkan kematian pada manusia. Ketika bertugas di Secunderabad di India, Ross berhadapan dengan banyak pasien malaria. Ia melakukan pembedahan nyamuk untuk mendeteksi dan mengidentifikasi penyebab malaria,” terangya.

Pada 20 Agustus 1897, Ross menemukan ookista plasmodium falciparum pada bagian dinding lambung nyamuk Anopheles. Dari penelitian ini Ross mendeklarasikan bahwa hanya nyamuk genus Anopheles yang menularkan parasit malaria. Tanggal tersebut kemudian dideklarasikan sebagai hari Nyamuk Sedunia.

Baca juga  Menilik UMKM Eksportir Miniatur Pesawat di Desa Cikarawang Bogor

Penelitian lebih lanjut dilakukan Ross dengan menggunakan inang unggas untuk memastikan seluruh siklus hidup malaria, termasuk keberadaannya di dalam kelenjar ludah nyamuk. Ross lalu menyimpulkan bahwa malaria ditularkan dari unggas yang terinfeksi ke unggas yang sehat melalui gigitan nyamuk. Temuan ini menunjukkan cara yang sama tentang penularan penyakit tersebut ke manusia. Atas penemuannya, Ross mendapatkan Hadiah Nobel untuk Kedokteran pada tahun 1902.

Sementara itu, lanjut Prof Upik, WHO dalam World Malaria Report 2019 memperkirakan ada 228 juta kasus malaria terjadi pada tahun 2018. Sedikit berbeda dengan kasus pada tahun 2017 dengan jumlah 210 di seluruh dunia. Jumlah kematian akibat malaria sebanyak 405.000 dalam tahun 2018 dan 416.000 dalam tahun 2017. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak di sub-Sahara Afrika dan Asia.

“Ini merupakan laporan kerugian akibat satu penyakit yaitu malaria, belum termasuk kematian akibat penyakit tular nyamuk lainnya. Nyamuk menyebabkan lebih banyak penderitaan kepada manusia daripada organisme lain, dan menyerang tidak hanya manusia, tetapi juga hewan. Atas dasar inilah nyamuk dinyatakan sebagai pembunuh nomer satu di dunia yang perlu diwaspadai,” ujarnya.

Baca juga  Vaksinasi di RS Sentosa Kabupaten Bogor, 101 Orang, Direktur Sampai Satpam

Selain malaria, ada berbagai jenis arbovirus yang ditularkan oleh nyamuk. Seperti virus dengue, chikungunya, japanese encephalitis dan lain-lain, yang secara endemik ditemukan di Indonesia.

Kapan penularan penyakit-penyakit tersebut dapat terjadi di planet bumi ini? Hal ini tergantung oleh banyak faktor. Yang jelas, penularan terjadi ketika manusia memiliki mobilitas tinggi, yang memungkinkan terjadinya kontak yang semakin erat dengan nyamuk. Misalnya pada saat melakukan aktivitas perjalanan, perdagangan dan pariwisata baik di dalam negeri maupun manca negara, atau dari daerah non endemis menuju daerah endemis dan lain lain.

Tahun ini Indonesia pun memperingati hari nyamuk sedunia. Namun karena pandemi COVID-19, Indonesia (Kementerian Kesehatan) menyelenggarakannya mundur dua bulan yaitu pada hari ini tanggal 22 Oktober 2020 di Makassar, Sulawesi Selatan. Rangkaian acaranya antara lain adalah Pencanangan Kantor Bebas Nyamuk oleh Menteri Kesehatan dan talkshow Lingkungan Sehat Bebas Nyamuk.

Baca juga  Wow, Pemkab Bogor Jadi Gold Membership Alibaba.com

Mengapa serangga pengganggu tersebut perlu diperingati? Yakni untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap sisi negatif keberadaan nyamuk di sekitar kita.

“Nyamuk adalah serangga kecil. Mulai dari badannya, sayapnya, kaki-kakinya dan mulutnya yang langsing, yang keberadaannya di sekitar permukiman menjadi pengganggu kenyamanan kita. Selain mengisap darah dan menyebabkan gatal-gatal, nyamuk juga dapat menularkan berbagai macam penyakit baik pada manusia maupun pada hewan. Seperti malaria, demam berdarah dengue, radang otak, filariasis, dirofilariasis, chikungunya, dan zika. Semakin sering bersentuhan dengan nyamuk maka risiko tertular menjadi tinggi. Oleh karena itu kita harus tetap waspada untuk menjaga anak-anak, keluarga, dan komunitas agar aman dari gigitan nyamuk vektor,” ujar Pakar Nyamuk IPB University ini.

Upaya-upaya pengendaliaan nyamuk dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat, seperti kegiatan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) plus, Gerakan Satu Rumah Satu jumantik, membersihkan selokan dari genangan air, menghilangkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk, menggunakan repelan, kelambu dan anti nyamuk lainnya, tambahnya. [] Admin

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top