Kab. Bogor

Pakar IPB Undang Praktisi Media untuk Kenali Karakter Media

BOGOR-KITA.com, DRAMAGA –Karakter media merupakan satu hal yang patut dipahami. Tidak saja media sosial tetapi juga media massa yang dikelola oleh para jurnalis. Pemahaman terhadap media setidaknya penting untuk lebih mengefektifkan pesan yang ingin disampaikan.

Dalam rangka itu pula, para pakar IPB University menggelar workshop pengenalan karakter media, Sabtu (10/10/2020).

Dalam workshop tersebut dihadirkan tiga narasumber yaitu Uni Lubis (Pemimpin Redaksi IDN Times), Leonard Samosir (Presenter Senior MetroTV) dan Heri S Soba (Editor Berita Satu dan Suara Pembaruan).

Dr Aceng Hidayat, Sekretaris Institut IPB University menjelaskan sebagai insan akademik, sebagai pakar yang memiliki pengalaman di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat, sangat perlu bisa memahami karakter-karakter media.

“Karena degan demikian diharapkan para pakar dapat dengan mudah bisa menyampaikan hasil penelitian maupun pengalamannya kepada masyarakat secara luas,” terang Dr Aceng, dalam rilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Minggu (11/10/2020).

Baca juga  Dr Illah Sailah: Era Industri 4.0, Orang Dihargai dari Soft Skill

Upaya sharing karakter media ini juga dimaksudkan untuk mendekatkan para pakar IPB University, sebagai pemilik informasi dengan media. Dengan demikian maka para pakar memiliki saluran dan koneksi untuk menyampaikan pemikirannya.

“Hal lainnya adalah media sebenarnya sangat membutuhkan pemikiran para pakar guna memberikan pemikirannya terkait isu-isu yang hangat dibicarakan khalayak. Dengan memahami karakter media ini diharapkan IPB University sebagai gudang informasi keilmuan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat,” tandasnya.

Terkait media sosial, Uni Lubis menjelaskan masing-masing platform media sosial memiliki karakter dan pengguna yang berbeda. Umumnya, media sosial memiliki karakter sebagai media interaktif, koneksi, jaringan komunitas, media partisipasi, berbagi, keterlibatan antar pengguna serta untuk bersenang-senang.

“Media seperti Instagram adalah media yang dipakai oleh generasi milenial dan generasi Z. Rata-rata mereka menggunakan media tersebut untuk have fun. Kalau Facebook rata-rata digunakan oleh generasi lama dan beberapa tokoh publik menggunakan media ini untuk bercerita pengalaman hidupnya,” tutur Uni.

Baca juga  Wakasal di Cijeruk, Paparkan Tantangan Vaksinasi di Kabupaten Bogor

Sementara, katanya, media Twitter lebih digunakan masyarakat untuk berinteraksi dan berpartisipasi terhadap isu-isu yang hangat di masyarakat. Dengan demikian, media Twitter dapat digunakan untuk mengetahui isu apa yang sedang hangat karena di media tersebut interaksi masyarakat sangat tinggi.

Berbeda dengan media lainnya, platform LinkedIn justru lebih mengarah pada CV online. Pasalnya, platform LinkedIn merupakan media yang digunakan oleh para expertise untuk sharing pengalaman keilmuan dan memperbarui pengalaman kerja maupun kepakaran pengguna.

Terkait pemberitaan di media televisi, Leonard Samosir lebih menekankan supaya informasi yang disampaikan memiliki dampak yang cukup kuat dan besar bagi masyarakat. Di samping itu, informasi yang disampaikan adalah hal yang baru terjadi, masih menjadi sorotan dan bersifat aktual.

Baca juga  Penggagas Data Desa Presisi IPB University Harapkan Peran Keluarga menuju Keberhasilan SDGs Desa

“Media televisi ini lebih bersifat audio-visual, sehingga dalam jurnalistik televisi, gambar sangat memiliki peran yang besar dalam proses pemberitaan. Karena gambar memiliki impact dan gambaran realita yang lebih kuat,” kata Leonard.

Di samping berita aktual, informasi yang disiarkan melalui media televisi harus memiliki nilai dan dianggap penting oleh masyarakat umum maupun pemerinah. Informasi yang disampaikan juga harus memiliki unsur dan nilai kedekatan dengan masyarakat yang akan menerima berita.

“Informasi yang disampaikan kalau bisa adalah peristiwa yang sedang memanas dan banyak diperbincangkan masyarakat. Dan informasi tersebut bisa bersifat unik, langka dan peristiwa yang jarang terjadi di kehidupan sehari-hari,” tandasnya.

Sementara, Heri S Soba menyarankan supaya para-pakar IPB University dapat membiasakan diri untuk familiar dengan media. Familiar dalam memberikan pandangan secara personal dan memberikan kemudahan informasi jika diminta media terkait kepakarannya. [] Admin

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top