Kota Bogor

Kawasan Suryakencana Kota Bogor akan Berubah Total, Seperti Apa?

BOGOR-KITA.com – Jalan Suryakencana Kota Bogor, atau sering juga disebut sebagai kawasan Suryakencana (Surken). Bagi orang Bogor, wajah kawasan yang sering juga disebut kawasan pechinan yang macet ini, ditandai dengan toko-toko berbentuk ruko yang berjejer di sisi kiri dan kanan jalan pada siang hari, dan berubah menjadi kawasan pedagang sayur-mayur pada malam hingga dini hari.

Toko-toko yang pada umumnya dimiliki oleh etnis China ini menjual berbagai komoditi. Deretan toko dalam bentuk ruko itu juga ada yang berfungsi sebagai kantor bank, restoran dan lain sebagainya.

Pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kota Bogor di Agrocinema, Komplek BBSDLP, Ciwaringin, Bogor Tengah, Rabu (6/3/2019), Bima mengatakan, kawasan ini akan berubah total.

Seperti apa? Akankah menghilangkan tinggalan-tinggalan bersejarah yang banyak terdadap di sana, sekaligus menjadi ciri khas kawasan pechinan ini ?

Bima Arya menunjukkan gambar-gambar. Dalam gambar-gambar yang ditunjukan, tampak wajah kawasan Suryakencana dan sekitarnya berubah total. Bangunan Bogor Plaza yang masa sewanya sudah habis akan dijadikan ruang terbuka hijau yang terintegrasi dengan fasilitas park and ride, pedestrian dan underpass menuju Kebun Raya Bogor. Di underpass tersebut juga akan dibangun pusat UMKM.

“Penataan kawasan Surken sudah dilakukan secara bertahap dengan merevitalisasi pedestrian dan merelokasi PKL yang biasa berjualan di atas trotoar. Untuk penataan kawasan Suryakencana dan sekitarnya secara menyeluruh akan dilakukan mulai 2020,” ujar Bima.

Baca juga  PKL di Kawasan Suryakencana Direlokasi

Mengenai sumber pendanaan, Bima mengatakan, pihaknya akan berkolaborasi dengan berbagai pihak karena membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.

“Anggarannya sebagian dari APBD Kota Bogor, ada juga bantuan dari pemerintah provinsi, pemerintah pusat. Pak Gubernur juga siap mendukung program ini dengan membuka peluang pendanaan lainnya, seperti CSR swasta, hibah luar negeri, dana umat, kredit infrastruktur daerah Bank bjb dan lain sebagainya,” jelas dia.

Kawasaan Bersejarah

Kawasan Surken adalah kawasan bersejarah. Di kawasan ini banyak atau malah sarat dengan tinggalan-tinggalam bersejarah. Jalan Suryakencana itu sendiri merupakan tinggalan bersejarah karena merupakan bagian dari jalan yang membentang panjang dari Anyer hingga Panarukan sepanjang kurang lebih 1000 km, atau sering disebut Jalan Raya Pos, atau de Groote Postweg, yang dibangun pada masa kolonial Belanda untuk melindungi Pulau Jawa dari serangan musuhnya. Dibangun dari tahun 1808 sampai 1810, Jalan Raya Pos melewati berbagai kota di Pulau Jawa seperti Batavia (Jakarta), Bandung, Cirebon, Surabaya, dan lainnya.

Di Bogor, bagian dari jalan tersebut lebih dulu dikenal sebagai sebuah pusat perekonomian kota yang diberi nama Handelstraat, cikal bakal dari Jalan Suryakencana. Dalam pembangunannya, jalan ini menelan ribuan korban masyarakat pribumi yang diperintah sebagai kuli murah dan dipekerjakan secara keji dan paksa.

Baca juga  Pemkot Bogor Bakal Pakai Mal dan Hotel untuk Lokasi Vaksinasi

Handelstraat atau Jalan Perniagaan dipilih sebagai satu daerah sentralisasi masyarakat Etnis Tionghoa di Buitenzorg. Kebijakan yang dibentuk oleh pemerintah Kolonial Belanda ini dikenal sebagai Wijkenstelsel, membagi zona-zona kota berdasar pada etnis . Di Bogor sendiri, tidak hanya terdapat zona khusus bagi etnis Tionghoa saja, tetapi juga bagi etnis Timur Tengah, Bangsa Kolonial, dan masyarakat pribumi. Karena lokasi inilah mengapa etnis Tionghoa lebih dikenal sebagai masyarakat berdagang. Kebijakan Wijkenstelsel membuat mereka dilarang untuk meninggalkan kebudayaan berkebunnya karena larangan bagi mereka untuk memiliki tanah di kawasan pedesaan pada jaman itu.

Dahulu, di bagian utara dari kawasan ini terdapat sebuah pasar yang bernama Pasar Baroe atau Pasar Bogor sebagai pasar tertua di Kota Bogor. Pasar ini juga dilengkapi dengan kelenteng Hok Tek Bio (Vihara Dhanagun) sebagai kelenteng dengan unsur perniagaan yang kental. Sayangnya, tempat yang dulunya merupakan bangunan pasar diubah menjadi Plaza Bogor sehingga bagian pasar tradisional berpindah ke bagian belakang gedung.

Baca juga  Sidak Proyek Penataan Surken, Komisi III Minta Taman di Pedestrian Jalan Pedati Dibongkar

Pada tahun 1950, nama Handelstraat diubah namanya menjadi Suryakencana oleh pemerintah Kota Bogor dan karena perubahan nama itulah mengapa kawasan ini lebih dikenal sebagai Kawasan Pecinan Suryakencana.

Apakah dalam perubahan total itu akan menghilangkan tinggalan-tinggalan bersejarah yang ada di Jalan Suryakencana? Kita belum tahu, tetapi dari penggambaran dan pernyatan Bima di berbagai kesempatan, nilai sejarah kawasan Surken tetap dipelihara bahkan dijadikan sebagai daya tarik.

Gedung Plaza Bogor yang merupakan bangunan baru misalnya bahkan akan dibongkar dan dijadikan ruang terbuka hijau. Ini berarti, Bima Arya justru ingin mengembalikan nilai Surken seperti awal. Bima beruntung, karena ajuan perubahan tata ruang disetujui oleh DPRD Kota Bogor.

Saat meninjau Jalan Roda yang posisinya berada di belakang Jalan Suryakencana, Bima Arya juga terkesima dengan deretan bangunan tua yang ada di sana. Bima pun langsung terinspirasi dan mengatakan, dirinya akan berbicara dengan pemilik bangunan itu untuk dipoles dan dijadikan sebagai tempat kuliner.

Oleh sebab itu, perubahan total yang akan dilakukan cenderung bukan membabat habis nilai-nilai sejarah yang menjadi ciri khas Suryakencana, melainkan memolesnya dan menjadikan nilai sejarah itu menjadi daya tarik yang anggun. Semoga. [] Admin

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top