Kab. Bogor

Hujan Deras, Genangan Air Sebabkan Jalan Kemang – Parung Macet Hingga 1 Kilometer

macet
Kondisi kemacetan di jalan raya Kemang yang terjadi karena adanya genangan air setelah hujan deras. Genangan air dipicu buruknya drainase di jalan nasional tersebut.

BOGOR-KITA.com, KEMANG – Setiap kali hujan deras mengguyur jalan raya Kemang, dipastikan air akan menggenangi jalan nasional tersebut. Pasalnya di sepanjang jalan nasional Kemang – Parung tidak memiliki drainase yang baik.

Salah satu titik rawan genangan air di jalan tersebut berada di depan Express Motor, Desa Kemang, Kecamatan Kemang. Adapula di beberapa titik lainnya di sepanjang jalan penghubung antar provinsi tersebut.

“Tadi hujan deras turun sekitar satu jam. Debit air hujan yang lumayan banyak, mengalir dan menggenangi badan jalan. Karena saluran air di jalan nasional ini sangat buruk,” ungkap Ismail (43), warga yang tinggal di sekitar area jalan Kemang, Sabtu (6/4/2021).

Baca juga  KPU Kabupaten Bogor Sebar 17 Juta Surat Suara Pemilu

Ia menambahkan, akibatnya para pengemudi kendaraan bermotor terpaksa memperlambat laju kendaraan. Padahal intensitas lalu lintas di jalan ini, sambung Ismail, sangat ramai sehingga dampaknya menimbulkan kemacetan panjang.

“Padahal buruknya drainase di jalan nasional ini sudah sejak lama terjadi. Sehingga kemacetan dan kerusakan jalan akibat genangan air seringkali terjadi,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, peneliti kebijakan publik dari Universitas Pamulang, Yuska Apitya Aji mengatakan perbaikan drainase jalan nasional penghubung Bogor, Jakarta dan Tangerang tepatnya di ruas jalan Kemang – Parung mendesak dilakukan.

Yuska, sapaannya menjelaskan, seiring dengan master plan dan proyeksi pengadaan Jalan Tol Bogor – Depok yang terintegrasi dengan jalan alternatif utama penghubung Bogor menuju Jakarta Selatan, pemerintah perlu juga untuk meningkatkan kapasitas drainase dan saluran air di sepanjang jalur jalan tersebut.

Baca juga  Libur Panjang Kendaraan Pengunjung KRB Bogor Meluber ke Jalan

“Pertimbangan besarnya adalah berkurangnya lahan serapan air di sepanjang jalur jalan tersebut,” ungkap Yuska.

“Oleh karenanya, Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian PUPR, sangat perlu mengintensifkan pemeliharaan saluran air tersebut. Jika dirasa perlu, Kementerian PUPR perlu mengusulkan kuota anggaran penuh untuk proyeksi pembangunan drainase di jalur tersebut di APBN Perubahan 2021,” tandas Yuska.  [] Fahry

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top