Kab. Bogor

Himaska Unpak Bogor Olah Sampah Desa Puraseda Jadi Produk Siap Jual

Mahasiswa Unpak Bogor bersama warga Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor

BOGOR-KITA.com, LEUWILIANG – Himpunan Mahasiswa Kimia (Himaska) Universitas Pakuan Bogor olah sampah di Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor menjadi produk olahan siap jual.

Dalam rilis dari Ketua Himaska Unpak Bogor, M. Nur Imanudin kepada BOGOR-KITA.com, Kamis (19/11/2020), disebutkan, olah sampah itu dilakukan melalui program Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa atau PHP2D, yakni sebuah program yang diselenggarakan oleh Kemenristek Dikti yang ditujukan untuk organisasi mahasiswa baik di kampus negeri maupun swasta di seluruh Indonesia.

Ada 253 organisasi mahasiswa yang memperoleh program tersebut, salah satunya Himaska Unpak Bogor.

“Proposal Himaska Unpak ketika itu berjudul ‘Kampung Tematik Pengelolaan Sampah dengan Metode Ceu Lalah (Cegah, Pilah, dan Olah),” kata Nur Imanudin.

Baca juga  Sekda Burhanudin: Pemilu 2024 Berintegritas, Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Program itu kemudian dikerjasamakan dengan Pemerintah Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

“Kami berfokus pada soal pengelolaan sampah karena Desa Puraseda ini punya potensi sebagai daerah wisata unggulan. Namun sangat disayangkan, sampah domestik tidak terkelola dengan baik,” kata Nur Imanudin.

Iman menjelaskan, sampah yang menumpuk bahkan tidak bisa terangkut oleh armada truk sampah milik DLH Kabupaten Bogor karena jalan yang sempit dan sulit dijangkau.

Himaska berusaha memberikan solusi untuk masalah persampahan ini dimulai sejak bulan September 2020.

“Saat ini telah dihasilkan berbagai produk olahan dari sampah yang siap jual seperti pot dari popok bayi, kursi dari ecobrick, sabun dari minyak jelantah bahkan membuat instalasi magot BSF, guna memudahkan dalam mengurai sampah,” pungkasnya.

Baca juga  Ridwan Kamil dan Bima Arya Turun Pungut Sampah Kota Bogor

Ibu Ejeh (34) seorang pedagang bakso, yang tinggal di RT 01 RW 08 Desa Puraseda mengaku bersyukur dan berterima kasih atas kegiatan mahasiswa yang dilakukan di kampungnya.

Ia mengungkapkan,  program kegiatan mahasiswa tersebut sangat terasa manfaatnya, karena ada program bank sampah dan ecobrick, sehingga lingkungan menjadi lebih rapih dan bersih.

“Sekarang kalau saya lagi jalan-jalan sekalian aja saya ambilin sampah plastik untuk dimasukan ke dalam botol ecobrick. Semoga adanya program dan kader bank sampah ini dapat membantu masyarakat dan bisa dapat terus berjalan walaupun mahasiswa sudah pulang,” katanya. [] Fahry

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top