Profil

Harlan Bengardi: Bisnis Itu Ujung-Ujungnya Spiritual, Taat Pada Aturan Tuhan

Harlan Bestari Bengardi

BOGOR-KITA.com – Harlan Bestari Bengardi. Chief Operating Officer (COO) PT Agricon (holding company) ini sudah tidak asing bagi kalangan jurnalis Bogor Kota dan Kabupaten. Pengusaha muda kelahiran Bogor, 12 Februari 1973 berbadan tambun ini, tercatat sebagai Ketua Dewan Pembina Forum Wartawan Harian Bogor (FWHB).

Harlan bukan pengusaha sembarang pengusaha. Besaran omzet mencapai Rp 550miliar per tahun dengan 1.700 karyawan, menujukkan kelasnya di papan atas, tidak saja di kalangan pengusaha  lokal Bogor, tetapi juga di kalangan pengusaha nasional. Perputaran duit di perusahaan yang dipimpin suami Herlina Oktaviane ini, mencapai sekitar Rp 45 miliar lebih per bulan atau hampir Rp 1,5 miliar per hari.

Apa filosofi bisnis ayah dua anak Maharaka Putra Bestari Bengardi (12 tahun), dan Maharani Putri Rastri Bengardi (10 tahun) ini?

Mencari Ridha Tuhan

Berbisnis bagi Harlan tidak semata-mata mencari keuntungan. Tetapi, secara cepat harus dikatakan, sudah barang tentu Harlan tidak menampik keuntungan, karena hal itu adalah bagian tak terpisahkan dari sebuah bisnis. Adalah mustahil bagi siapa pun menggaji sebanyak 1700 karyawan apabila bisnis yang dijalankan tidak membuahkan keuntungan, apabila produk yang dihasilkan tidak memberikan nilai tambah, atau uang yang diputar tidak menghasilkan gain.

Hanya saja, bagaimana jalan masuk keuntungan itu? Dalam hal ini Harlan memiliki jalan sendiri, yang dalam batas-batas tertentu dapat dikatakan, unik. Keuntungan, bagi pada umumnya pengusaha, adalah prioritas utama. Kalimat pertama yang ada di benak pengusaha, ketika memutuskan menjadi pengusaha adalah bagaimana mendapatkan keuntungan, kalau perlu, tanpa melalui suatu poses. Sedemikian rupa, keuntungan menjadi segala-galanya.

Secara umum, pengusaha sedemikian sering disebut membangun dirinya sebagai binatang ekonomi. Dalam ilmu ekonomi, pengusaha seperti ini disebut kapitalis. Menyitir Karl Marx, pengusaha seperti memetamorfosis uang dengan rumus M-C-M atau money-commodity-money.

Kapital diposisikan sebagai faktor yang menggerakkan suatu proses transformasi berlanjut atas kapital sebagai uang menjadi capital sebagai komoditi, diikuti oleh suatu transformasi dari capital sebagai komoditi menjadi capital sebagai uang yang terus bertambah.

Proses yang berulang dan ekspansif ini diarahkan untuk membuat barang-barang dan jasa-jasa dengan pengorganisasian niaga dan produksi. Eksistensi fisik benda dan jasa itu merupakan suatu rintangan yang harus diatasi dengan mengubah komoditi menjadi uang kembali. Dalam pertukaran M-C-M tersebut, uang bukan lagi alat tukar, tetapi sebagai komoditas itu sendiri dan menjadi tujuan akhir pertukaran.

Baca juga  Bisnis Start-up Indonesia Sangat Bernas, Awas  “Dijajah” Asing

Prinsip bisnis yang diyakini dan diterapkan Harlan di PT Agricon, jauh, bahkan sangat jauh dari prinsip  M-C-M. Konsep yang diyakini Harlan cukup ideal, mungkin terlalu agamis kalau disebut sebagai konsep seorang mesias. Dalam konsep Kristen, mesias disebut sebagai seorang tokoh yang datang membawa keselamatan, sementara dalam Hadis, disebut sebagai datangnya tokoh pada hari penghakiman untuk mengalahkan dajjal.

Sedemikian rupa, Harlan membangun filosofi bisnis dengan memadukan atau mengombinasi empat fondamen. Pertama, memuliakan Tuhan. Kedua, mengembangkan sumber daya manusia. Ketiga, selalu melakukan yang terbaik. Keempat mencari keuntungan bersama.

“Ini filosofi yang diformulasikan dari berbagai pencarian dari prinsip keluarga Bengardi dari perjalanan hidup pribadi,” kata Harlan dalam percakapan dengan BOGOR-KITA.com, di Bogor, Jumat (12/6/2015).

Harlan mengemukakan, PT Agricon bergerak di atas fondasi itu. Menurutnya, fondamen yang terakhir, yaitu mencari keuntungan bersama, akan datang dengan sendirinya apabila tiga fondamen  lainnya dijalankan secara benar. “Filosofi keempat akan mengikuti kalau tiga filosofi sebelumnya dijalankan dengan sungguh-sungguh dan tulus. Intinya, ketiga filosopi di atas adalah prosesnya (ikhtiar) dan yang keempat adalah milik Tuhan,” katanya.

Harlan mengaku, perjalanan hidupnya juga diselamatkan oleh filosofi itu. Harlan kemudian mengisahkan dirinya, yang sejak kecil sudah mengenal dan kemudian terjerumus dalam kubang narkoba. Sebagai konskuensinya, ia keluar dari rumah dan menjadi seorang karyawan di salah satu kafe di Batam.

Masa-masa kelam terus dilalui sampai pada akirnya ia mendengar seorang ustadz yang sedang ceramah dan melantunkan ayat suci. Hatinya bergetar dan menangis teringat keluarganya. Dari situlah Harlan menemukan hidup sesungguhnya dan masuk agama Islam.

Harlan mulai menata hidupnya dengan bergabung di perusahaan keluarga. “Filosofi tersebut, sangat terbukti. Memang apabila tiga filosofi pertama dijalankan, filosofi keempat datang dengan sendirinya,” katanya. 

Jadi, katanya, menjalankan bisnis itu harus atas dasar kebenaran. Pelaksanaannya sederhana, mulai dari tidak berbohong kepada karyawan, sampai laporan keuangan dibuka blak-blakan. Kemudian, bagaimana saling menghormati dan saling menyayangi. Intinya, nilai-nilai keagamaan yang sederhana, diterapkan.

Baca juga  Sulit Ekonomi, Mahasiswa IPB Sukses Kuliah di 4 Negara 

Logikanya, katanya lagi, karena memiliki keterbukaan, maka  rasa memiliki dari teman-temannya menjadi lebih tinggi. Mereka ikut prihatin ketika rugi dan ikut senang saat untung. “Ternyata, ujung-ujungnya adalah yakin dan mau diatur oleh koridor Tuhan,” kata Harlan seraya menambahkan, itulah yang menjadi dasar kuat bagi dia untuk menjalankan pertama kali anak perusahaan dari PT Agricon, yaitu  Agricon Putra Citra Optima sebagai pemilik lisensi international Terminix untuk tumbuh pesat dan berkembang demikian cepat.

Sejarah PT Agricon

PT Agricon dibangun sekitar awal tahun 70 an sebagai distributor tunggal di Indonesia untuk produk-produk chemical ICI yang berbasis di Inggris. Perusahaan itu kemudian berganti nama menjadi Zeneca.

Pada tahun 1995 Agricon resmi berpisah dengan Zeneca.  PT Agricon kemudian merintis pembukaan pabrik sendiri dan mendaftarkan produk-produk sendiri. Betapa sulitnya ketika itu, karena dalam satu hari omzet hilang demikian besar, hingga mencapai 80 persen. Situasi benar-benar kesulitan dan harus mulai dari nol lagi.

Kondisi ini diperparah oleh krisis ekonomi yang mulai melanda Indonesia pada 1995-1996, sebelum mencapai puncaknya pada 1997-1998.

Beruntung, saat itu PT Agricon sudah punya jaringan dan nama baik. Agricon cukup dikenal di kalangan petani. Ke mana-mana nama Agricon pasti diterima dengan baik.

Perusahaan Keluarga

PT Agricon sendiri adalah sebuah perusahaan keluarga. Ayahnya, Tatang Bengardi,  saat ini bertindak sebagai komisaris. Kakak laki-laki, Haerul Bestari Bengardi bertindak sebagai CEO (Chief Executifve Officer), dan  Harlan Bestari Bengardi sebagai COO (Chief Oferation Office).

Harlan mengemukakan, dia dan kakaknya menjalankan perusahaan secara profesional sesuai peraturan perusahaan terbatas. Yang menarik, ketika Haerul dan Harlan sedang berkumpul dengan ayah mereka di saat hari libur, tidak ada terbesit sepatah kata pun tentang pekerjaan.

Kini 46 tahun perjalanan yang telah dilalui dengan suka dan suka, dan Agricon kini telah menjelma menjadi perusahaan korporat dengan tujuh perusahaan, dengan PT Agricon sebagai holding company. Ketujuh perusahaan itu meliputi PT. Agricon Indonesia, bergerak sebagai produsen dan marketing pestisida pertanian.  PT Agricon Putra Citra Optima, Bergerak di bidang jasa pengendalian hama. PT Agricon Sentra Bisnis Indonesia, bergerak di bidang rumah kaca dan Irigasi.  PT. Asia Gala Kimia, bergerak di bidang aminasi bahan pestisida dan maklon.  PT Agri Lestari Nusantara, bergerak di bidang produksi produk dari bahan baku kelapa.  PT. Asia Gala Agri, bergerak di benih, jagung, pakan ternak, dan peternakan sapi.

Baca juga  Sugeng Teguh Santoso, Advokat Plus

Dan Agricon sampai saat ini masih fokus dan konsisten memiliki visi menjalankan roda usahanya di mata rantai agribisnis. [] Ditulis oleh Petrus Barus berdasarkan laporan Yudha Muhtar

Nama : Harlan Bestari Bengardi

Alamat : Jalan Kingkilaban No.22 Villa Duta, Bogor Timur

TTL : Bogor, 12 Februari 1973

Istri : Herlina Oktaviane

Anak : Maharaka Putra Bestari Bengardi (L) 12 thn

           Maharani Putri Rastri Bengardi (P) 10 thn

 

Pendidikan :                              

Apr 1995 – Sep 1996 : Post Graduate in Hotel Management Diploma

Jun 1992- Dec 1994 : B.S.B.A, Internastional Business Management

Aug 1991- May 1992: Business Adimistration

Aug 1989- May 1991 : High School Diploma

 

Pengalaman Kerja

Jan 2013- sekarang : Chief Operating Officer (COO) Agricon Group           

Aug 2009c-Dec 2012 : Director of Operations PT Agricon

Jan 2003- sekarang : Director PT Agricon Putra Citra Optima

Jan 2000- Dec 2002 : Branch Manager Terminix

Apr 1992 – Jun 1994 : Vice President INDOnet USA.

Aug 1998- Aug 1999 : Manager of Operation Tropika Reptilia Resto

Sep 1996- Dec 1997 : Executive Assistant Manager Sheraton Timika

 

Organisasi

2009 – 2011 : Dewan Penasehat Ikatan Pencak Silat Kota Bogor

Jul 2008 – 2010 : Wakil Ketua Majlis Dzikir Watasul Kota Bogor

2008 – sekarang : Ketua Dewan Pembina FWHB

2003 – 2007 : Ass. Intelegent Resimen Yudha Putra, Jawa Barat

May 1993 – Jun 1994 : President Indonesia Student Organization California

Mar 2002 – sekarang : Dewan Pendiri Forum Bersama Laskar Merah Putih

jhatumbnail

Hakan bersama isti dan kedua anak

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top