Laporan Utama

Cegah Stunting, Jawara Olimpiade-nya Ada di IPB Bogor

BOGOR-KITA.com – Masalah stunting atau kurang gizi menjadi tema debat antara calon Wapres Maruf Amin dengan Calon Wapres Sandiaga Uno beberapa waktu lalu.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) menyatakan bahwa angka stunting di Indonesia pada tahun 2018 turun menjadi 30,8 persen.  Sebelumnya, angka stunting mencapai 37,2 persen pada tahun 2013.

Meskipun angkanya menurun, upaya penanganan stunting di Indonesia perlu perhatian khusus.

Bagaimana mengatasi stunting? IPB Bogor punya ahlinya.

Salah satunya adalah Takkas Abelio Napitupulu, mahasiswa dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (Fema IPB). Takkas adalah peraih Juara III lomba National Nutrition  (UGM), Yogyakarta 15-18 Maret 2019 lalu. Sci-Fi Neutron 2019 mengangkat tema Strategi Pencegahan Stunting di Indonesia melalui Program 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK).

Baca juga  Publikasi Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Tahun 2023

Dalam siaran pers dari Humas IPB, yang diterima BOGOR-KITA.com, Selasa (94/2019),  dikatakan,  Lomba N2O, Sci-Fi Neutron 2019 merupakan olimpiade individual seputar informasi gizi dengan seleksi dibagi menjadi tiga tahap (regional, final, grandfinal). Tahap regional telah dilewati Abel dengan mengikuti olimpiade yang dilaksanakan di IPB. Saat tahap grandfinal, Abel memaparkan bahwa buah yang sudah diolah (seperti jus) ternyata memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi.

“Mengonsumsi tiga buah utuh bisa saja menjadikan konsumen bosan atau ‘enek’. Namun, dengan mengolah buah menjadi jus dapat menjadi pilihan agar konsumen tidak ‘enek’ dan lebih mudah dicerna oleh organ pencernaan,” tambahnya.

Selain Abel, Ni Ketut Susila Dharma Asih dari Departemen Gizi Masyarakat, Fema IPB meraih Juara 1 dalam ajang yang sama. Saat grandfinal, Ia membahas Program Tunjangan Makanan Tambahan Bergizi atau “Supplemental Nutritious Assistance Program” yang biasa disingkat dengan SNAP yang diterapkan di Amerika. SNAP merupakan tunjangan bagi warga yang hidup dalam kemiskinan agar tetap mampu memenuhi kebutuhan pangan dan gizi.
Sila mengutarakan bahwa program SNAP termasuk program yang bagus. Namun, tunjangan yang diberikan belum menyeluruh dan belum tepat sasaran. Selain itu, tunjangan dalam program SNAP hanya bisa digunakan di toko-toko tertentu. [] Admin

Baca juga  Pemerintah Bersama FIFA Bentuk Tim Transformasi Sepak Bola Indonesia
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top