Debu ceceran truk galian
BOGOR-KITA.com – Dokter spesialis paru dan pernapasan Kabupaten Bogor, dr Marliana Mafilinda, mengatakan, tingginya tingkat polusi akibat galian di Kecamatan Gunung Sindur dan sekitarnya menjadi ancaman serius bagi masyarakat setempat. Tanah yang berceceran dari truk yang mengangkut hasil galian yang erubah menjadi debu yang beterbangan saat kemarau, menjadi sumber penyakit Inpeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Menurutnya, peluang warga terjangkit ISPA juga semakin besar jika melihat pada pola hidup warga di sana yang umumnya terjadi ketidakseimbhangan antara asupan makanan dengan kondisi lingkungan yang rusak. Daya tahan tubuh warga yang lemah akibat tidak tercover gizi yang baik, menjadi kian melemah ditimpali polusi udara yang pada kelanjutannya bisa menyebabkan peradangan pada cabang tenggorokan (bronchitis) atau radang paru-paru, bahkan bias memicu terjadinya meningitis atau radang pada selaput otak.
“Penyakit-penyakit tersebut terjadi karena udara tidak bersih. Warga yang berada di daerah seperti Rumpin, Gunung Sindur berpotensi mengalami penyakit ini. Untuk mencegahnya, mereka harus mengonsumsi vitamin serta menggunakan masker saat akan keluar rumah,” terang Dr Marliana kepada PAKAR, di Gubung Sindur, Rabu (15/10).
Sekedar diketahui, polusi debu akibat ceceran tanah yang dibawa truk galian sudah menjadi pemandangan sehari-hari di sepanjang jalan yang dilalui truk galian. Debu-debu itu berterbangan sesuai arah angin. Tidak kurang anak-anak sekolah, yang sekolahnya berada di pinggir jalan, tak bisa mengelak “menyantap” debu setiap hari bila kemarau dan becek bila hujan.
Hal itu diakui Endi Supiandi, Kepala Sekolah Dasar di Gunung Sindur. “Murid dan orangtuanya sering kali datang kepada saya mengeluhkan polusi udara di sekolah. Sering pula terjadi murid tidak masuk sekolah karena terserang ISPA,” katanya. Namun dirinya mengaku tak bisa berbuat banyak, karena Pemerintah Kabupaten Bogor saja berlum berhasil menghentikan lalulintas truk galian itu. [] Harian PAKAR/Admin