BOGOR-KITA.com – Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dari PDI Perjuangan daerah pemilihan kota Bogor dan kabupaten Cianjur, Maruarar Sirait mengatakan keterlibatan kaum milenial dalam menjaga integritas dan persatuan serta kesatuan bangsa dalam berpolitik sangatlah penting. Hal itu dikatakannya saat menjadi narasumber Milenial Fest di Jakarta Theater, Jakarta pekan lalu.
Politisi PDI Perjuangan yang sudah 15 tahun menjadi anggota DPR mengaku bangga dengan aktivis yang kritis dalam memegang teguh idealisme saat di jalanan.
“Karena memegang teguh idealisme di ruangan ber-AC dengan pakaian berdasi, tak lebih mudah dibanding memegang teguh idealisme di jalanan. Akan banyak godaan, dan ketika tahan godaan baik di jalanan atau di ruang ber-AC baru itu bagus,” kata Maruarar, yang disambut tepuk tangan ribuan hadirin saat menjadi salah satu narasumber di dalam acara Milenial Fest di Jakarta Theater, Jakarta.
Namun tentu saja, sambungnya, ketika aktivis tersebut masuk ke dunia politik, masuk ke parlemen atau dunia profesionalisme lain, maka idealisme tersebut harus terus dijaga.
Ara sapaan akrabnya, menambahkan ia masuk ke parlemen pertama kalinya pada usia 34 tahun pada tahun 2004.
“Di periode pertama, perolehan suara saya 30 ribu. Di periode kedua, 100 ribu, Dan di periode ketiga 130 ribu. Artinya, kalau kita bisa jaga kepercayaan rakyat, maka kita akan dipercaya oleh rakyat,” katanya.
Lebih lanjut, kepada anak-anak muda, Ara berpesan, untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Persatuan dan kesatuan tersebut juga harus diutamakan dan didahulukan ketika masuk ke gelanggang politik.
“Kita tak boleh lagi main dengan isu SARA (suku, agama, ras dan antar golongan),” ungkapnya.
Lebih lanjut, di depan ribuan peserta, Ara menuturkan, bahwa dirinya pernah ditanya oleh KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur kenapa bisa mendapat suara terbesar di daerah pemilihan Subang, Majalengka dan Sumedang, yang 99 persen beragama Islam dan 95 persen bersuku Sunda. Sedangkan, Ara sendiri berasal dari Batak dan beragama Kristen.
“Saya jawab, ‘Gus, saya temukan Islam yang bersahabat, terbuka, dan cinta perdamaian. Dan akhirnya saya terpilih’. Saya sampaikan apa adanya. Saya 15 tahun di sana. Ratusan kali saya masuk mushola, mesjid, Islamic Center, di mana saya rasa aman dan nyaman,” jelasnya.
Masih kata Ara, dirinya mengajak kepada anak-anak muda yang masuk ke politik untuk mengambil ruang yang menantang. Bukan ruang yang nyaman dengan terus menerus mencari posisi aman.
“Saya kini di Cianjur dan Bogor. Dengan nomor urut terakhir, ini tantangan baru bagi saya,” pungkasnya. [] Fadil