BOGOR-KITA.com, KEMANG – Zona Madina merupakan kawasan desa pemberdayaan di Kecamatan Kemang yang diinisiasi dan dikembangkan oleh Yayasan Dompet Dhuafa Republika. Area Kawasan Zona Madina seluas radius lima kilometer yang berlokasi di empat kecamatan yang mencakup 17 desa, dengan Desa Jampang sebagai titik pusat pengembangan.
Zona Madina mulai melakukan pemberdayaan di masyarakat sejak tahun 2015 dengan membentuk komunitas masyarakat berdaya di bidang perekonomian, pendidikan dan kebudayaan. Dalam bidang ekonomi, lahirlah sentra industri tahu iwul, sentra budidaya domba-kambing (doka), sentra budidaya ikan, sentra budidaya jamur tiram, sentra budidaya tanamanan hias, sentra kerajinan golok dan sentra UMKM. Dengan hadirnya Rumah Kemasan ZOMEO, UMKM kini dapat meningkatkan daya saing produknya dengan lebih elegan dan higienis.
Dalam bidang pendidikan, Zona Madina telah mengembangkan kampung Bahasa Inggris dengan nama Jampang English Village (JEV), yang didesain menyerupai kampung Bahasa Inggris di Pare, Kediri. Di sini, anak-anak kampung belajar Bahasa Inggris secara gratis di 13 spot belajar yang tersebar. Bahkan, peserta didik pun berdatangan dari luar kampung untuk memperkuat skill Bahasa Inggris. JEV juga menyediakan homestay bagi pelajar dari luar sehingga mendapatkan peningkatan skill Bahasa Inggris lebih singkat.
Dalam bidang budaya, Zona Madina telah mengembangkan Kampoeng Silat Jampang (KSJ) sebagai suatu komunitas perkumpulan perguruan silat tradisional dan prestasi. Sejumlah 32 perguruan pencak silat di Jawa Barat telah bergabung untuk bersama-sama menjaga warisan luhur bangsa Indonesia. Berbagai atraksi dan latihan silat rutin digelar di Kawasan Zona Madina sebagai sarana edukasi dan penanaman nilai-nilai budaya ketimuran.
Kini saatnya, potensi desa yang telah mulai berkembang dalam bidang ekonomi, pendidikan dan budaya, perlu dikenal di masyarakat untuk menginspirasi dan menjadi motor perubahan di Kabupaten Bogor. Dalam kegiatan Djampang Charity Run 2, seribu pelari akan mengelilingi Kawasan Zona Madina pada hari Minggu, 24 November 2019. Selain menikmati udara yang segar di pagi hari, mereka pun akan menyelami dan merasakan nuansa desa pemberdayaan dalam keceriaan pagi.
Ada cerita yang tak dapat dikisahkan, ada suasana dan pemandangan yang tak dapat digambarkan. Datang dan hadir di lokasi merupakan tiket untuk dapat merasakan semangat perubahan di desa pemberdayaan. Setiap tarikan nafas akan menggetarkan tubuh dan akan memompa semangat juang menuju perubahan yang lebih baik.
1000 pelari tak hanya sekadar berlari. Lari mereka merupakan simbol ajakan kepada masyarakat, untuk bangun pagi, untuk berdikari dan untuk membagun desa mandiri. [] Admin / Ahm