Kab. Bogor

Warga Puncak Gelar Tolak Bala di Rebo Wekasan, Diakhiri Sedekah Ketupat

BOGOR-KITA.com, CISARUA – Masyarakat Puncak kembali menggelar tradisi Rebo Wekasan atau tolak bala dengan diakhiri ritual sedekah ketupat di halaman Rest Area Gunung Mas, Puncak, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu (4/9/2024).

Tradisi Rebo Wekasan kali ini diselenggarakan para aktivis dan budayawan di wilayah Puncak.

“Pada hari Rebo Wekasan ini, kita menolak berbagai wabah dan kesulitan (tolak bala) dari musibah yang mungkin akan diturunkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, masyarakat Puncak melaksanakan berbagai amalan khusus sebagai upaya untuk mendapatkan perlindungan dan keselamatan,” kata Ustadz Muhammad Ibnu Malik.

Ia juga mengaku bersyukur, kegiatan Rebo Wekasan ini sukses dilaksanakan sebagai tradisi tahunan yang juga menjadi ajang silaturahmi dengan para ulama, habaib, dan tokoh agama di Puncak.

Baca juga  PPKM Mikro Kabupaten Bogor: Positif 96, Sembuh 107, Kasus Aktif Turun dari 575 menjadi 563 Orang  

“Kami berharap tradisi Rebo Wekasan di Rest Area Puncak ini bisa dijadikan SK agar selalu diperingati. Kita doakan agar Puncak Ngahiji menjadi forum yang menghubungkan antar lembaga,” ucapnya

Di lokasi yang sama, Sekretaris Dinas Budaya dan Pariwisata kabupaten Bogor, Budi CW, mengatakan, tradisi Rebo Wekasan yang jatuh pada hari Rabu terakhir di bulan Safar harus terus dilestarikan, karena selain menjadi kearifan lokal, tradisi Rebo Wekasan diyakini menjadi senjata ampuh menolak malapetaka.

“Bagi yang mempelajari agama, akan tahu bahwa dalam hadis disebutkan akan turun ratusan ribu bala (malapetaka),” ujarnya.

Untuk itu, dengan acara sedekah ketupat dengan mengalunkan ayat-ayat Alquran bisa mendapatkan keselamatan dan petunjuk.

Baca juga  Rapat Bamus Pastikan Bupati terpilih Sampaikan Visi Misi Tanggal 31 Desember 2018

“Dengan adanya acara ini, kita mendapatkan petunjuk. Intinya, kegiatan Rebo Wekasan di rest area ini akan kita lanjutkan sebagai agenda tahunan dan akan dibuat lebih baik dan meriah agar lebih banyak masyarakat yang berpartisipasi,” tandasnya.

Tradisi tolak bala tahunan ini dikelola oleh masyarakat aktivis dan para tokoh di Puncak. [] Danu

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top