Kota Bogor

Tinjau Hari Pertama PTM Terbatas, Dedie Rachim Minta Tumbuhkan Semangat Belajar

dedie rachim

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Mulai Senin (4/10/2021), Kota Bogor sudah melaksanakan proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas. Ada kurang lebih 200 sekolah dari tingkat menengah pertama (SMP) dan menengah atas (SMA) atau sederajat yang melangsungkan PTM Terbatas.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) dan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) meninjau langsung proses pelaksanaan PTM Terbatas di SMP Negeri 1 dan SMA Negeri 1 yang berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.

Satu persatu, kelas disambangi Dedie dan rombongan. Tak jarang pula, wakil wali kota berinteraksi dengan para siswa yang kurang lebih sudah 1,5 tahun belajar dari rumah. Maka dengan kondisi itu, Dedie meminta para tenaga pendidik untuk membangkitkan terlebih dahulu semangat para siswa untuk belajar di sekolah.

“Setelah 1,5 tahun kita menunggu, akhirnya hari ini tanggal 4 Oktober 2021 Kota Bogor melaksanakan lagi PTM. Ada sekitar 115 setingkat SLTA (sisanya SMP) yang sudah mulai melaksanakan PTM. Lengkapnya nanti di tanggal 11,” kata Dedie usai meninjau.

Baca juga  Peneliti IPB Ciptakan Serum Kolagen Anti Aging dari Gelembung Renang Ikan Tuna

Sambung Dedie, ada hal – hal yang menjadi catatan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Yang paling utama, adalah upaya pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) yang harus terus diupayakan. Dilakukan secara ketat, sesuai dengan daftar periksa dari Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri.

“Di rumah saya yakin juga anak-anak sudah divaksin, orangtua sudah divaksin, rumah juga Insya Allah aman. Ada beberapa anak yang ke sekolah menggunakan sarana angkutan umum. Jadi, juga harus ada treatment khusus. Jangan sampai rumah steril, sekolah steril, tapi di tengah-tengah ini rawan,” sambung Dedie.

Selain itu, untuk memastikan semuanya aman, menurut Dedie harus ada metode khusus yang dikembangkan untuk kemudian saling melindungi. Mencegah terjadinya penularan saat perjalanan menuju dan kembali sekolah.

“Misalnya, anak-anak yang memakai angkutan umum, memakai disinfektan chamber misalnya. Kemudian dipastikan setiap ruangan ini ada beberapa petugas yang membawa disinfektan dan melakukan disinfeksi,” lanjutnya.

Di luar itu, Dedie menyampaikan, dari catatan yang ada selama pandemi melanda warga Kota Bogor, hampir 40.000 orang yang terpapar Covid-19. Hari ini pula, ada 55 orang yang masih positif Covid-19 dan 3 orang yang masih dirawat di RSUD Kota Bogor

Baca juga  Jabar Pilot Project Sejuta Putri Brilian Kementerian PPPA

“Jadi risiko dari pembukaan PTM ini harus ditekan semaksimal mungkin, supaya tidak terjadi lagi paparan-paparan baru. Jadi mohon pada KCD, kepsek dan tim komite sekolah untuk memperhatikan hal seperti ini,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Kepala KCD Wilayah II Disdik Provinsi Jawa Barat, I Made S mengatakan, tingkat provinsi Jawa Barat sudah melaksanakan PTM secara terbatas di beberapa wilayah. Seperti di Garut, Sukabumi, Kuningan, Banjar dan Pangandaran. Bahkan ada beberapa wilayah yang sudah zona hijau.

“Dan saya sangat apresiasi Pemkot Bogor untuk pelaksanaan vaksin di kota Bogor terbaik di Jawa Barat. Sehingga harus begitu hati-hati karena ini menyangkut keselamatan masyarakat. Terutama para pendidik dan anak-anak,” kata Made.

Menambahkan, Kepala Disdik Kota Bogor, Hanafi mengungkapkan, persiapan PTM Terbatas ini dilakukan sejak lama dan tidak sederhana. Upaya terus dilakukan agar PTM Terbatas ini bisa terselenggara dengan persiapan yang sangat matang.

Baca juga  Bima Arya: Pencopotan Kepsek SDN Cibeureum 1 Sesuai Aturan

“Untuk gelombang pertama ini ada 44 sekolah SMP dari negeri dan swasta, serta ada 27 yang sedang kita verifikasi. Dan ada sekitar 115 setingkat menengah atas. Yang lainnya secara simultan terus berjalan,” kata Hanafi.

Kekhawatiran paparan virus Covid-19 dari luar sekolah atau rumah, memang sedianya perlu diantisipasi. Maka dari itu, siswa dianjurkan tidak menggunakan transportasi umum untuk saat ini.

“Kenapa kita anjurkan tidak naik angkot, karena perjalanan naik angkot yang relatif sempit. Khawatir tidak bisa jaga jarak, jadi kalau angkotnya kosong kenapa tidak. makanya kita menganjurkan sama orangtua itu naik ojek online,” tutup Hanafi.

Selain meninjau ke SMP dan SMA Negeri 1, Dedie juga meninjau proses pelaksanaan PTM Terbatas di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bogor di Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top