Kab. Bogor

Strategi Pemkab Bogor Hadapi Musim Kemarau

BOGOR-KITA.com, CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor terus berupaya melakukan serangkaian strategi untuk menghadapi kekeringan di beberapa kecamatan saat musim kemarau. Membuat embung di daerah langganan kekeringan menjadi solusi permanen menghadapi musim kemarau di Kabupaten Bogor. Hal tersebut diungkap dalam dialog di Radio Tegar beriman (Teman) 95,3 FM Diskominfo, Rabu (19/8/2020).

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bogor, Joko Pitoyo menjelaskan, pada tahun lalu data pihaknya menunjukkan musim kemarau relatif panjang sehingga dari 40 kecamatan, 28 kecamatan dan 200 lebih desa mengalami kekeringan. “Alhamdulillah sampai bulan Agustus ini kemarau yang kita prediksi lebih panjang ternyata masuk ke bulan basah istilah yang digunakan BMKG, artinya masih ada hujan di tengah kemarau,” kata Joko.

“Diperkirakan puncak musim kemarau terjadi pada pulan September,” sambungnya.

“Daerah terdampak yang paling kering tahun ini yakni kecamatan Jasinga, yakni ada 11 desa yang mengalami kekeringan dan memohon bantuan air bersih. Melihat data yang ada pada penanganan tahun lalu BPBD bekerjasama dengan PDAM mengirim air untuk daerah-daerah yang terdampak kekeringan,” terang Joko.

Baca juga  BMKG: Angin Monsoon Sedang Menguat Ke Indonesia, Tanda Memasuki Kemarau

Joko menambahkan hasil evaluasi penanganan tahun lalu, baru 50 persen yang bisa tertangani. “Untuk itu kebijakan kami di tahun ini, pertama penanganan daruratnya harus bisa menangani 50 persen lebih daerah-daerah yang kemungkinan mengalami kekeringan,” ujarnya.

“Kita juga mendorong masyarakat untuk saling membantu saudara-saudaranya yang mengalami kekeringan. Jadi karena faktor alamnya ada daerah yang langganan keringan, ini yang harus dibantu air dari luar. Kemudian untuk daerah yang memungkinkan kita buatkan embung, kita akan coba anggarkan kembali sebagai cadangan air kita,” tambah Joko.

Namun, lanjut Joko, ini juga kita harus lakukan dengan teliti karena jika kita buat embung kalau sumber airnya tidak cukup nanti hanya jadi sebuah empang yang tidak ada airnya. Mudah-mudahan dengan kondisi kemarau musim basah ini tidak menjadi kendala lebih serius dibandingkan tahun lalu.  

Baca juga  IMZ Gelar Pelatihan Leadership untuk para Amil di YBM BRILiaN

“Mudah-mudahan prediksi BMKG benar bahwa puncak kemarau hanya sampai bulan September. Kedua, dikarenakan kebijakan Bupati lebih cepat menjangkau masyarakat, keterlibatan masyarakat juga sudah mulai nampak. Salah satunya ada komunitas yang menggerakan swadaya masyarakat membantu pemerintah menyediakan sarana air bersih. Sekarang mereka sedang bekerja di Jasinga, mereka berharap setelah selesai di Jasinga mereka lanjut ke kecamatan lainnya,” katanya.

Jadi, kata Joko, ini adalah contoh, yang dilakukan komunitas ini bisa menggugah masyarakat yang masih memiliki kelebihan air bisa turut membantu masyarakat lainnya yang membutuhkan.

Selanjutnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Yani Hasan memaparkan, tahun ini pertama kali dinyatakan ada daerah yang mengirimkan permohonan air itu dimulai pada tanggal 29 Juli. Kemudian, sampai dengan tanggal 12 Agustus kemarin, sudah ada 6 kecamatan yang memohon bantuan air diantaranya Jasinga, Cariu, Citereup, Ciampea, Tenjo, dan Cigudeg. Yang paling banyak ada di Jasinga, yakni 11 desa memohon bantuan air bersih.

Baca juga  Sumur Kering, Pemkab Bogor Siap Pasok Air Minum Gratis

“Upaya-upaya yang dilakukan tidak melulu hanya merespon ketika ada bencana kita kirim air, kita juga mengupayakan membuat embung atau sumber-sumber air di daerah yang langganan kekeringan. Hanya saja ini butuh penelitian untuk meyakinkan di tempat tersebut sumber airnya cukup bahkan berlebih pada saat diperlukan,” papar Yani.

Untuk di Jasinga, terang Yani, pihaknya masih belum menemukan sumber air, berbeda dengan kecamatan Tenjo dimana kita sudah menemukan sumber air yang cukup handal untuk menghadapi kekeringan.

“Jadi untuk Kecamatan Jasinga kita bersama dinas-dinas lainnya menyiapkan sumber-sumber air. Memang kalau kita sudah tau langganan kekeringan harus ada solusi yang permanen. Hanya diperlukan beberapa instrument diantaranya penelitian yang lebih lanjut. Tapi Insyaallah dengan ditemukannya sumber air yang handal di daerah Kecamatan Tenjo bisa membantu daerah lainnya yang berdekatan,” tandas Yani. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top