Regional

Sepanjang Februari, 720.915 Jiwa di Jabar Terdampak Bencana

Ilustrasi

BOGOR-KITA.com, BANDUNG – Awal tahun 2021 disertai dengan curah hujan yang tinggi di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Jawa Barat. Bencana, dari mulai banjir, longsor, dan angin puting beliung, terjadi di banyak wilayah.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar mencatat terjadi 275 bencana alam di wilayah Jabar sepanjang bulan Februari 2021. Menyebabkan sebanyak 720.915 jiwa terdampak.

“Total jumlah kejadian bencana alam di Jabar selama bulan Februari kemarin ialah 275 kejadian,” kata Kasie Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jabar, Budi Budiman Wahyu, kepada wartawan di Bandung, Jumat (5/3/2021).

Dia mengatakan dari total kejadian bencana alam tersebut didominasi oleh kejadian tanah longsor sebanyak 157 kejadian.

Baca juga  Musrenbang 2022, Ade Yasin Perintahkan Perangkat Daerah Implementasikan Semangat Membangun Satu Data Lewat SIPD

Kemudian disusul oleh kejadian angin puting beliung sebanyak 72 kali dan banjir sebanyak 35 kali serta kebakaran hunian sebanyak 11 kali. Akibatnya, sekitar 169.879 rumah rusak.

Rinciannya, sebanyak 169.170 rumah terendam atau tertimbun, sebanyak 484 rusak ringan dan sebanyak 139 rusak rendah serta 86 rumah rusak berat.

Oleh karena itu, BPBD Provinsi Jabar mengimbau agar warga yang berada di kawasan rawan bencana untuk tetap waspada atau siaga terhadap ancaman bencana alam.

Selain berdampak korban jiwa, bencana alam juga berpotensi menyebabkan gagal panen, sementara Jawa Barat merupakan salah satu lumbung padi Indonesia. Sejumlah kawasan pertanian padi di Karawang, Subang, Indramayu yang sempat terendam banjir terancam puso.

Baca juga  Dosen IPB University Anjurkan Vaksinasi untuk Ikan

Menurut Staf Khusus Menteri Bidang Pengembangan Bio Industri Kementan, Bambang, dalam Rakornas Penanggulangan Bencana Tahun 2021 di Jakarta, Jumat (5/3), menyatakan bahwa musim hujan yang masih berlangsung pada bulan Maret, diperkirakan berpotensi banjir yang akan berdampak pada hasil panen berbagai komoditas.

Dia mengatakan, risiko gagal panen diperkirakan baru berkurang pada bulan April dan semakin berkurang lagi pada bulan Mei hingga Juli, karena  curah hujan rendah hingga menengah. [] Imam

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top