Kota Bogor

Sekda Syarifah Sambangi Ibu-Ibu Jahit Potongan Perca Jadi Produk Berdaya Jual

Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah saat menyambangi tempat ibu-ibu yang menjahit kain perca menjadi produk berdaya jual di RW 01, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Rabu (8/12/2020).

BOGOR-KITA.com, BOGOR –  Sejauh ini sudah bagus, namun harus tetap ada perbaikan dari desain dan kualitas agar harga jual bisa naik.

Demikian kata Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah saat menyambangi tempat ibu-ibu yang menjahit kain perca menjadi produk berdaya jual di RW 01, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Rabu (8/12/2020).

“Akan ada lomba fashion kain perca antar wilayah. Tujuannya untuk menstimulus lahirnya pelatihan menjahit di wilayah lainnya,” kata Syarifah.

Sekda Syarifah patut menyambangi ibu-ibu yang menjahit kain perca jadi produk berdaya jual itu.

Sebab, hanya dari potongan-potongan kain perca (kain bekas) konveksi, bisa membantu perekonomian 14 ibu rumah tangga di RW 01, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor itu.

Baca juga  Peduli Kesehatan Santri, Dokter Rayendra Luncurkan Program Pesantren Sehat Ramadan Ini

Ibu-ibu rumah tangga yang empat bulan lalu hanya di rumah saja, kini sudah bisa menghasilkan sejumlah produk berdaya jual. Sebut saja masker kain, sarung bantal, ikat rambut, celemek dan kain lap.

Semua ini berawal dari keprihatinan Ketua RW 01 Nining Sriningsih yang melihat banyaknya ibu-ibu di RW 01 terjerat hutang di bank keliling akibat terdampak ekonomi Pandemi Covid-19.

Ia kemudian menyampaikan keresahannya kepada Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Sindangsari, Eny Wulan yang disambut positif dan hanya dalam seminggu terbentuklah pelatihan menjahit Harapan Antar Sesama (HAS) Sabilulungan pada Agustus lalu.

Kemudahan membentuk pelatihan menjahit HAS Sabilulungan dalam waktu seminggu, diakui Eny, berkat bantuan dari Owner Kursus Menjahit dan Konveksi HAS yang kini konveksinya tidak beroperasi lagi.

Baca juga  Prabowo-Gibran Unggul di TPS Bima Arya Nyoblos

Tak ayal dengan modal mesin jahit, limbah benang dan kain perca dari HAS ini, ibu-ibu yang awalnya tidak bisa menjahit menjadi bisa menjahit, perlahan memperbaiki ekonominya karena mendapatkan penghasilan dari penjualan masker dan lainnya.

“Sekarang kami sedang berkolaborasi dengan desainer Adrie Basuki. Kami mengumpulkan perca sebanyak-banyaknya, lalu menyambung perca menjadi satu lembar kain yang akan digunakan desainer Adrie Basuki untuk aplikasi desain bajunya,” ujar Eny.

Owner HAS, Mardianto (58) mengatakan, daripada mesin-mesin terbengkalai dan sisa kain terbuang, tidak ada salahnya menjadi tempat pelatihan untuk masyarakat. Apalagi sebelumnya ia juga sudah berniat untuk membantu warga sekitar belajar menjahit.

“Sehari-hari saya tetap mengajar kursus, saya senang, niat saya bantu warga bisa terwujud dan kalau ada alat yang kurang akan saya carikan juga tidak perlu bayar listrik,” ujarnya.

Baca juga  Turun ke Lokasi Bencana Empang Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Bogor Harapkan Relokasi Bisa Segera Dilakukan

Sementara itu, salah satu peserta pelatihan Warsinah (47) mengatakan, sebelum Pandemi Covid-19, ia berjualan sembako kecil-kecilan di rumahnya. Namun sejak Covid-19, usahanya mengalami hambatan dan membuatnya terpaksa meminjam modal ke bank keliling yang berujung tidak balik modal.

“Alhamdulillah ada pelatihan ini saya jadi bisa menjahit dan karena dipinjamkan mesin jahit juga sekarang sedikit-sedikit bisa terima potong dan mengecilkan celana,” imbuhnya.

“Pemkot juga sekarang sedang menjajaki kerja sama dengan BI untuk pengembangan UMKM, mengingat kegiatan ini mempunyai potensi ekonomi jangka panjang,” kata Sekda Syarifah. [] Hari/Humas Pemkot Bogor

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top