Sebelum Disambut Rudy Susmanto, Mahkota Binokasih Singgah Di Telaga Warna Puncak
BOGOR-KITA.com, CISARUA – Mahkota Binokasih Raja Padjajaran singgah terlebih dahulu di Telaga Warna Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua sebelum disambut Bupati Bogor Rudy Susmanto di Muara Beres, Cibinong.
Benda pusaka peninggalan raja Sunda ini diterima para budayawan di kawasan Puncak dengan iring-iringan adat Sunda.
Hj. Rosmaya Intan Diana, Guru Spiritual dan budayawan Sunda di kawasan Puncak mengatakan, singgahnya mahkota Binokasih ke Telaga Warna tentunya ada nilai historis yang sangat kuat yang dilakukan para pewaris berabad-abad tahun lalu.
“Yang sebenarnya talaga warna adalah warisan budaya para leluhur kita yang tidak diketahui tahunnya berabad abad dahulu. Tapi yang penting adalah ada satu kekuatan alam dunia orang Sunda kalau tidak air tidak ada bekal kehidupan akan seperti apa, yang kedua melambangkan kehidupan, menghidupkan alam dan isinya,”kata Hj Rosmaya saat menyambut kedatangan Mahkota Binokasih di Telaga Warna, Senin (21/4/2025).
Mahkota Binokasih sendiri adalah lambang Kerajaan Galuh dan Pakuan Pajajaran yang pada saat kerajaan eyang prabu Sri Baduga Praabu Jaya Dewata, yang dikenal dengan Prabu Siliwangi ketika dia menjalankan Galuh Pakuan Pajajaran jadi bersatu.
“Batas antara Galuh Pakuan dan Pajajaran adalah puncak pas yaitu Mandalawangi yang simbolnya gunung, yaitu gunung sumbung yang sekarang itu adalah menara Telkom,” terangnya.
Oleh karenanya, sebelum dibawa ke Pemda kabupaten Bogor, ini harus di pertemukan lagi dengan kehidupannya Pajajaran yang dulu.
“Tapi sekarang dialami sama kita kita ini, simbolnya yang tadi sudah di jelaskan oleh Raden Luki Johari Sumawilaga yang isinya itu binokasih sangga pake , rasa kacinta, rasa kadedeuh, tanggal waler, kanyaah dan juga pada para pejabat yang ada di Nusantara ini,” ungkapnya
Ia menyebut, riwayat kerajaan Sunda ini sangat luar biasa atau tidak ada duanya. Untuk itu kita harus menjaga leluhur kita
“Siapa lagi kalau bukan kita yang akan menjaga sebagai bagian dari tatar sunda,” ucapnya
Sebelumnya, kata dia, mahkota Binokasih ini pernah dibawa ke Pajajaran. Hanya saja saat itu dibawa ke Kota Bogor.
“Kemaren itu pernah dua tahun di jiarahkan dibawa ke kota Bogor bukan kabupaten Bogor, ini awalan perombakan peradaban budaya yang sangat luar biasa,” tuturnya.
Ia menjelaskan, ada nilai-nilai yang bisa bermanfaat dengan kedatangan Mahkota Binokasih ini ke Kabupaten Bogor khususnya ke Telaga Warna.
Yang pertama Ini adalah nilai literisasi budaya yang dibawa sama orang tua kita, ini harus dijaga. Yang kedua, isi dan kandungan binokasih yang sangat agung buat kita pribadi yaitu silih asih, silah asah dan silih asuh, serta patuh sama bapak dan ibu.
“Dan ini tumbuhan juga hewan harus kita jaga,” imbuhnya.
Sementara, kepala Desa Tugu Utara Asep Makmun Nawawi menyampaikan kirab mahkota Binokasih menjadi bagian edukasi dan upaya pelestarian budaya sunda di Jawa Barat.
“Saya juga berharap selain menjadi bagian edukasi, kedatangan Mahkota ke Puncak ini bisa menjadi magnet wisata, dan ini harus dilakukan setiap tahun sebagai agenda budaya,” kata Asep Ma’mun.
Acara Seremoni Kirab mahkota Binokasih di Telaga Saat Cisarua itupun di hadiri sejumlah tokoh adat sunda di Puncak Bogor dan di hadiri para kepala desa dan juga masayrakat yang memiliki keterkaitan rasa dan leluhur yang sama dengan garis keturunan Pajajaran.
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan dari Sumedang Larang menyematkan PIN di dada mereka yang mereka yakini bagian dari penerus budaya sunda. [] Danu