BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pada Taman Arkeologi Onrust (TAO) di Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta ada makam Belanda dari abad 17 dan 18 sebagai bukti adanya misteri umur pendek pengaruh Blue Clay dan ada pula makam SM Kartosuwiryo pemimpin DI/TII yang masih menjadi misteri.
Pramuwisata TAO, Rosadi mengungkapkan itu dari tempatnya bertugas di Pulau Onrust ketika dihubungi Sabtu (15/8/2020).
Hal itu dibenarkan petugas keamanan (satpam) asal Dramaga, Kabupaten Bogor Enden Sainudin yang sebelumnya bertugas di Pulau Kelor dan Pulau Kahyangan atau Cipir.
Juga banyak peninggalan sejarah di gugusan empat pulau itu yaitu Pulau Onrust, Pulau Kahyangan (Cipir), Pulau Kelor dan Pulau Bidadari. Namun pada umumnya para pengunjung Taman Arkeologi Onrust lebih kenal pada tokoh Maria dan legendanya.
Kepala Satuan Pelayanan TAO, Yetni Mulfrayetni membenarkan hal itu.
“Pengunjung Taman Arkeologi Onrust pada umumnya sudah memiliki pengetahuan mengenai pulau-pulau tersebut dari leaflet maupun informasi di internet. Jadi kedatangan mereka selain rekreasi juga ingin membuktikan cerita cerita itu,” kata Yetni.
Dengan bantuan pramuwisata semuanya lebih jelas diketahui pengunjung.
Sementara Rosadi lebih lanjut mengungkapkan di Pulau Onrust bagian barat laut ada 40 makam orang Belanda abad ke -17 dan 18 yang dilingkari pagar tembok. Beberapa di antaranya menggunakan batu alam di atasnya. Yang paling menarik adalah makam Maria vande Velde. Terpahat tulisan berbahasa Belanda pada batu andesit yang maknanya Lahir tanggal 29 Desember 1693 di Amsterdam,
Meninggal di Onrust 19 November 1721. Jadi Maria meninggal dalam usia 28 tahun.
Ada lagi makam Cornelis Willmmse Vogel petugas VOC yang lahir di Edam, Negeri Belanda tahun 1695 dan meninggal di Pulau Onrust tahun 1738. Berarti berumur 43 tahun.
Berikutnya Anna Adriana Duran putri Bastian Duran , lahir di Pulau Onrust pada 19 Desember 1763, meninggal dunia 19 September 1772, berarti hanya 9 tahun masa hidupnya.
Mengenai makam Kartosuwiryo yang berada di bagian barat Pulau Onrust, Rosadi menjelaskan itu masih disangsikan. Sebab tokoh pemberontak RI tahun 1950 an sampai awal tahun 1960 an itu dikabarkan telah dieksekusi dan dimakamkan di Pulau Ubi.
Arkeolog Candrian Attahiyat ketika dikonfirmasi menyangkal makam Kartosuwiryo di Pulau Ubi. “Sebab tokoh itu dieksekusi tahun 1964 sedang pulau itu sudah tenggelam setelah ditinggalkan penduduknya eksodus ke Pulau Untung Jawa tahun 1954,” kilahnya.
Malahan di Pulau Untung Jawa ada prasastinya mengenai relokasi seluruh penduduk Pulau Ubi ke Untung Jawa.
Jadi lebih masuk akal jenazah Kartosuwiryo dimakamkan di Pulau Onrust.
“Hanya harus dibuktikan dengan penggalian makam tersebut. Itu akan sulit untuk test DNA-nya,” kata Arkeolog yang pernah melakukan penggalian di pulau tanpa istirahat itu sejak awal tahun 1990.
Mengenai misteri umur pendek dan kuburan Belanda di Onrust tersebut Candriyan membenarkannya.
“Menurut buku yang ditulis orang Belanda umur pendek itu karena pengaruh blue clay (tanah lempung biru) yang ada di daerah tropis, ” kata Candrian. Sementara orang Belanda aslinya penduduk daerah subtropis yang tidak tahan terhadap radiasi blue clay tersebut.
Tidak jauh dari Kuburan Belanda ada puluhan tonggak beton. Itulah bekas pondasi barak barak haji periode 1911-1933.
Di sebelah selatannya ada bangunan bawah tanah yang berkamar kamar yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan air tawar.
Di seberang timurnya terlihat bekas tempat cuci dan air wudhu bagi jemaah haji.
“Di pulau ini para jamaah haji paling tidak tinggal selama 5 hari setelah dinyatakan lolos tes kesehatan atau sudah sembuh setelah dirawat di RS Karantina Haji di Pulau Cipir, seratusan meter selatan Onrust,” kata Rosadi.
Perlakuan terhadap para jemaah haji di Pulau Cipir hampir seperti sekarang ini menghadapi pandemi. Mereka turun dari kapal disambut petugas kesehatan yang menyemprotkan disinfektan. Pakaian semua direbus obat anti bakteri. Yang sakit dirawat di Pulau Cipir. Yang sehat setelah proses karantina tahap ini dibawa dengan tronton menyeberang ke Pulau Onrust. Setelah masa isolasi 5 hari, baru naik kapal lagi dan berlabuh ke Tanjung Priok.
Menurut Rosadi peninggalan sejarah di Onrust ini yang paling banyak dan relatif utuh dari periode abad 20. Sedang abad 19 banyak yang rusak bahkan hancur karena diterjang gelombang tidal (tsunami) tahun 1883 ketika Gunung Krakatau meletus.
Sejarah Pulau Onrust diketahuinya dari buku yang ada dan juga dari penuturan arkeolog yang pernah melakukan penggalian dan penelitian di pulau pulau itu.
Misteri lainnya dituturkan oleh Enden Sainudin (37) warga Dramaga Bogor yang sudah 6 tahun menjadi sekuriti Taman Arkeologi Onrust.
Ketika ia mengawal Trans TV melakukan shooting video di Pulau Kahyangan ada penampakan aneh, namun tidak mengganggu pekerjaan tersebut. “Itu terjadi tahun 2018 yang lalu. Bisa dicari di Youtube,” kata bapak dua anak itu ringan saja.
Enden pulang ke Bogor seminggu sekali namun untuk waktu seminggu pula. “Seminggu penuh di Taman Arkeologi Onrust dan seminggu berikutnya di Bogor,” ujarnya.
Mengenai pengunjung Taman Arkeologi Onrust Mulfrayetni melaporkan Sabtu (15/8/2020) mencapai 189 orang. Namun selama sepekan ini rata rata pengunjungnya 96 orang/hari.
Sedang pekan sebelumnya sampai 9 Agustus rata rata pengunjungnya 180 orang/hari.
Jumlah pengunjung TAO ini diakui oleh Kepala Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta Berkah Shadaya terbanyak dibandingkan Museum Bahari dan Situs Marunda dengan Rumah Si Pitung. Hal itu menurut Berkah karena pergi ke Taman Arkeologi Onrust juga banyak unsur rekreasinya selama pelayaran dari daratan Jakarta.
Hari Minggu diprediksi jumlah pengunjung meningkat. Namun esok Senin tepat Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia semua museum itu libur. [] Hardjo