Kota Bogor

Rakhmawati : Menyukai Tranportasi dan Tantangannya

BOGOR-KITA.com – Mengurusi sebuah transportasi publik dan jalanan pada sebuah kota yang terus tumbuh tidaklah mudah. Apalagi penambahan transportasi mencapai 28 ribu kendaraan roda dua dan roda empat setiap tahunnya. Sementara penambahan infrastruktur jalan tidak sampai 0,1 persen per tahun. Permasalahan seperti ini yang nyatanya dihadapi seluruh kota di Indonesia tak terkecuali Kota Bogor yang terus berupaya mengurai kemacetan.

Dinas yang bertugas mengurusi transportasi publik di Kota Bogor dilakukan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor yang saat ini dipimpin seorang wanita yakni Rakhmawati (46). Mantan Camat Bogor Tengah ini lolos seleksi saat dibukanya Pansel untuk mengisi Kepala DLLAJ Kota Bogor yang kosong dengan mengalahkan beberapa kadidat lainnya.

Baca juga  Peringati Hari Pahlawan, Puluhan Pecinta Sepeda Ontel Bogor Ziarah ke TMP Dreded

Menjadi Kadis DLLAJ, Rakmawati yang sebelumnya juga pernah menjabat Sekretaris DLLAJ Kota Bogor mengaku sangat menyukai pekerjaanya ini. Hal tersebut karena ia sangat suka dunia transportasi dan menganggap pekerjaanya yang penuh tantangan ini sebagai sesuatu yang menyenangkan untuk dikerjakan.

“Pekerjaannya lebih banyak di lapangan dan saya memang lebih suka berada di lapangan,” ujar Rakmawati.

Menurut Lulusan STPDN Bandung ini dalam mengatur transportasi banyak aspek yang berpengaruh tidak hanya dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor saja namun juga masyarakat dan produsen penyedia transportasi publik. Sehingga permasalahan transportasi bersifat global yang juga harus diselesaikan secara global.

“Pemkot Bogor mengambil langkah dengan menaikan hirarki pejalan kaki di tempat paling atas sebagai salah satu cara untuk mengurai kemacetan,” jelas Ibu dua anak ini.

Baca juga  Update Corona di Kota Bogor 31 Maret: Meninggal Bertambah 2 Jadi 17

Rakhmawati menjelaskan, menaikan hirarki pejalan kaki yakni dengan memualiakan pejalan kaki dengan membangun pedestrian yang nyaman dan lebar. Seperti yang saat ini sedang dibangun pedestrian seputar Kebun Raya Bogor, tahun depan pedestrian di Jalan Pajajaran akan di bangun DED nya sudah selesai tahun ini dan Pedestrian Jalan Jenderal Sudirman pembangunan pada 2018. Pembanguna pedestrian dilakukan karena pemerintah tidak bisa mengurangi jumlah kendaraan dan tidak bisa juga menambah jalan.

“Kami rekayasa dengan mengutamakan pejalan kaki dan mempersempit ruang bagi kendaraan pribadi sekaligus mengkampanyekan warga untuk jalan kaki atau bersepeda,” paparnya.

Ke depan, lanjut wanita kelahiran Bukit Tinggi, ia ingin segera merealisasikan angkutan massal (transpakuan) sehingga angkutan sekarang (Angkot) hanya akan dijadikan feeder untuk mengurangi jumlah angkot yang mencapai 3412. Program ini disebut dengan konversi tiga angkot menjadi satu bus transpakuan. Rencana pengurangan akan mencapai 1000 angkot atau jika di konversikan menjadi 300 bus lebih. Pengkonversian angkut akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari membuat angkot berbadan hukum setelah ini pengusaha angkot diberikan waktu enam bulan (Januari – Juni) untuk menyediakan bus.

Baca juga  Dampak Positif Media Sosial terhadap Komunikasi Interpersonal

“Butuh 160 bus untuk koridor dua dan tiga dan diharapkan bisa di launching saat HJB ke-535 tahun depan,” pungkas wanita yang suka traveling ini. [] Admin

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top