BOGOR-KITA.com. CIGUDEG – Pemerintah menyiapkan 103,9 hektar lahan untuk relokasi warga Kabupaten Bogor yang terpapar bencana. Sementara total kebutuhan lahan relokasi mencapai 81,7 hektare.
Hal ini terungkap dari pernyataan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (Emil) saat meninjau salah satu lokasi bencana di Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Selasa (28/1/2020).
Lahan tersebut berada di 15 titik tersebar di tiga wilayah. Yakni 15 titik itu tersebar di tiga wilayah yakni lima lokasi di Tanah PTPN VIII Cikasungka seluas 20,48 hektare, delapan lokasi di tanah perusahaan bukan milik PTPN VIII seluas 59,5 hektare, serta dua lokasi di tanah milik warga dengan luas 1,72 hektare.
Emil memberikan dua opsi kepada warga. “Opsi pertama, tetap di sini tapi harus dicek dulu oleh ahli geologi. Opsi kedua, sebenarnya lebih kami sukai, karena memindahkan relokasi tidak terpencar-pencar, langsung semuanya di lokasi yang sama,” ucap Emil.
“Harapan warga memang relokasinya masih ingin di daerah ini, tapi kita harus cek dulu dengan ahli geologi. Kalau ternyata tidak ditemukan lahan yang datar, tidak memadai, ada juga lahan miring, rawan apa tidak, nanti pendapat ahli geologi itu akan dijadikan sebuah informasi ke warga,” katanya.
Emil berharap warga segera memutuskan dari dua opsi tersebut sehingga di awal Februari bisa dilakukan pembangunan tempat relokasi. Pemerintah pun akan menjamin warga yang direlokasi baik dari sisi hunian maupun mata pencaharian.
Sementara bagi warga yang daerahnya masih memungkinkan untuk dijadikan hunian, pemerintah akan memberikan bantuan berdasarkan tingkat kerusakan rumahnya baik itu rusak ringan, sedang, maupun berat.
“Tetapi yang lokasinya betul-betul tidak memungkinkan atau dia rumahnya terdampak sedikit tapi daerah yang rawan longsor, maka kita ada opsi relokasi. Kita sudah ada tempat 15 kilometer dari sini, ada tanah luas milik PTPN yang akan kita kondisikan sebagai perkampungan baru, jadi bedol desa,” kata Emil.
Lalu, bagaimana pekerjaannya? “Karena lahannya juga lahan hijau, jadi selain rumah, nanti kita bisa sediakan tempat bercocok tanam atau bekerja sama dengan PTPN mengelola tanah pertanian,” tambahnya.
Kepala Desa Pasir Madang Encep Sunarya mengatakan, hingga kini ada 10 posko penanganan bencana di desanya. Jumlah kepala keluarga (KK) di Desa Pasir Madang mencapai 1.354 KK dengan jumlah penduduk mencapai 4.800 jiwa. Sementara warga yang terdampak dan terkena longsor mencapai 540 KK.
Untuk bantuan logistik para pengungsi, kata Encep, hingga kini logistik masih aman dan sudah disebarkan ke posko-posko yang ada. “Alhamdulillah bantuan baik dari pemerintah, relawan, maupun donatur sudah disalurkan dan diterima oleh masyarakat,” ujarnya.
Menanggapi dua opsi yang ditawarkan Pemda Provinsi Jabar, Encep berujar bahwa pihaknya bersama warga belum memiliki keputusan. Namun menurut Encep, warga berharap mereka masih bisa tetap tinggal di lokasi yang tidak jauh dari tempat tinggal semula atau masih berada di wilayah Desa Pasir Madang saat ini.
“Kami menjawab permintaan masyarakat harus berdasar, kita tunggu hasil dari ahli geologi seberapa rentan tingkat bencana yang ada di Desa Pasir Madang,” kata Encep.
Encep pun menyatakan, hingga kini warga Desa Pasir Madang belum siap untuk direlokasi keluar wilayahnya, antara lain karena lokasi relokasi yang jauh atau faktor sejarah dan budaya.
“Tapi nanti kami sosialisasikan ke masyarakat kalau seandainya Desa Pasir Madang ini masuk zona merah (rawan longsor),” tutupnya. [] Admin/Humas Pemdaprov Jabar